Macam-macam Validasi Data

MACAM-MACAM VALIDASI DATA

Istilah validitas ternyata memiliki keragaman kategori. Ebel (dalam Nazir 1988) membagi validitas menjadi 9, yaitu concurrent validity, construct validity, face validity, factorial validity, empirical validity, intrinsic validity, predictive validity, content validity, dan curricular validity.

  • Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan kinerja.
  • Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
  • Face Validity adalah validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
  • Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-faktor yang yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, dimana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
  • Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
  • Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
  • Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja seseorang di masa mendatang.
  • Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari suatu populasi.
  • Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.

Kegunaan Metanol

Kegunaan Metanol

Permasalahan bahan aditif pada bensin menimbulkan pencemaran lingkungan. Alternatif pemecahan yang digunakan mengatasi aditif yang ramah lingkungan dan menaikkan angka oktan untuk menyempurnakan pembakaran yaitu metanol. Metanol memiliki angka oktan yang tinggi dan mudah didapat dan penggunaannya sebagai bahan bakar tidak menimbulkan pencemaran udara. Rentangan titik didih senyawa bensin antara 40°C sampai 220°C yang terdiri dari senyawa karbon C5 sampai C12. Bensin tersebut berasal dari berbagai jenis minyak mentah yang diolah melalui proses yang berbeda-beda baik secara distilasi langsung maupun dari hasil pengretakan (cracking), reformasi, alkilasi dan empat isomerisasi (http://www.chemeng.ui.ac.id). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komposisi kimia bensin terdiri dari senyawa hidrokarbon tak jenuh (olefin), hidrokarbon jenuh (parafin) dan hidrokarbon siklik atau hidrokarbon aromatik.

Karakteristik utama yang diperlukan dalam bensin adalah sifat pembakarannya. Sifat pembakaran ini biasanya diukur dengan angka oktan. Angka oktan merupakan ukuran kecenderungan bensin untuk mengalami pembakaran tidak normal yang timbul sebagai ketukan mesin. Semakin tinggi angka oktan suatu bahan bakar, semakin berkurang kecenderungannya untuk mengalami ketukan dan semakin tinggi kemampuannya untuk digunakan pada rasio kompresi tinggi tanpa mengalami ketukan. Semakin tinggi berat jenis suatu bahan, maka semakin tinggi titik didih bahan tersebut, dan semakin sulit menjadi uap. Tentunya menjadi semakin sulit bereaksi dengan oksigen, dalam arti memerlukan suhu lingkungan yang tinggi untuk terjadi campuran gas dengan oksigen

Metanol memiliki satu gugus OH dalam molekulnya. Oksigen yang inheren di dalam molekul metanol tersebut membantu penyempurnaan pembakaran antara campuran udara-bahan bakar di dalam silinder. Tentunya metanol menjadi mudah bereaksi dengan oksigen, dalam arti memerlukan suhu lingkungan yang rendah untuk terjadi campuran gas dengan oksigen. Campuran gas ini biasa disebut mixture. Metanol juga memiliki panas penguapan (heat of vaporibahanion) yang tinggi, yakni 842 KJ/Kg (http://www.bppt.go.id). Titik didih metanol sekitar 690 C dan metanol memiliki satu gugus OH dalam molekulnya (http://www.chemeng.ui.ac.id).

 Oksigen yang inheren di dalam molekul metanol tersebut membantu mempercepat pembakaran antara campuran udara dengan bahan bakar di dalam silinder. Tentunya metanol menjadi mudah bereaksi dengan oksigen, sehingga memerlukan suhu lingkungan yang rendah untuk terjadi pembakaran. Bensin yang diuapkan biasanya meninggalkan sisa berbentuk getah padat yang melekat pada permukaan saluran dan bagian-bagian mesin. Apabila pengendapan getah ini terlalu banyak, kemulusan operasi mesin dapat terganggu. Pendeknya rantai atom karbon pada metanol menyebabkan emisi UHC pada pembakaran metanol relatif lebih rendah dibandingkan dengan bensin, yakni berselisih hingga 130 ppm (http://www.bppt.go.id).

Pada bahan bakar metanol hasil pembakarannya diubah dalam bentuk CO2. Pada prinsipnya emisi CO2 yang dihasilkan pada pembakaran metanol juga akan dipergunakan oleh tumbuhan. Sehingga berbeda dengan bahan bakar fosil, pembakaran metanol tidak menciptakan sejumlah CO2 baru ke lingkungan. Dengan angka oktan yang tinggi menghasilkan pembakaran yang sempurna sehingga hasil gas buang pembakaran lebih bersih. Kendala dari penggunaan metanol sebagai bahan bakar karena harga metanol yang tinggi dan diperlukan modifikasi mesin kendaraan sehingga harus menyesuaikan dengan bahan bakar metanol.

Oleh karena itu, analogi dengan pembahasan diatas metanol dapat dijadikan bahan aditif pada bensin untuk menggantikan aditif seperti TEL, MTBE dan MMT. Dengan angka oktan metanol yang tinggi dihasilkan pembakaran yang sempurna, karekteristik metanol yang titik didih rendah menjadikan pembakaran lebih cepat dan sifat volatil yang rendah (berat molekul rendah) yang sulit menghasilkan getah dapat dijadikan bahan aditif pada bensin untuk menggantikan bahan aditif lain yang kurang efektif dan efisien. Aditif metanol tidak menghasilkan logam berat seperti timbal pada TEL, mangan pada MMT dan karsiogenik pada MTBE. Dari sifat metanol lebih sedikit dihasilkan gas CO yang bersifat racun karena pembakaran yang sempurna gas buang diubah menjadi  CO2 dan H2O

Pencampuran metanol pada bensin menyebabkan lebih ekonomis, bahan bakar yang terbuang lebih sedikit, dan tenaga mesin lebih baik, dibandingkan dengan bensin saja. Penggunaan bahan aditif metanol pada bensin merupakan adtitif yang ramah lingkungan. Metanol memiliki angka oktan yang tinggi dan mudah didapat dan penggunaannya sebagai bahan aditif bensin tidak menimbulkan pencemaran udara. Emisi gas buang yang ramah lingkungan membawa dampak kesehatan masyarakat baik. Untuk mengetahui keakuratan data di atas maka perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai penggunaan metanol sebagai bahan aditif pada bensin sehingga diketahui kelayakannya sebagai bahan aditif.

Pengantar Sistem Pengukuran

Sistem Pengukuran

Mengukur merupakan bagian penting dalam  pengendalian proses.  Merupakan penentuan keberhasilan dari sebuah sistem.

Aspek-aspek yang menyangkut keberhasilan sistem pengukuran:

Elemen Sensing Dan Trasmitter

Sistem input output seperti dalam bahasa Komputer.

Ada 2 macam sistem ouput:

  1. Sinyal elektrik (mA atau V)
  2. Sinyal hidraulik, namun jarang dipakai

Dalam sistem ini sangat dipengaruhi oleh controller, dan untuk menterjemahkan sinyal sistem pengukuran menggunakan transmitter. Sinyal ini bekerja pada sinyal elektrik dan pneumatic. Dalam perkembanganya sistem pengendalian proses banyak memanfaatkan teknologi digital dan perangkat komputer. Oleh karena itu sarana komunikasi dan bahasa komputer diperlukan dalam sistem ini.

Sensing transmitter  merupakan bagian awal untuk bagian pengukuran, dan selanjutnya data yang ditangkap di teruskan oleh transmitter. Banyak jenis transmitter, biasanya yang digunkan untuk Temperatur api di tengah tanur, thermocouple, thermo-bulb dan sebagainya.

Oleh karena itu sistem pengendalian menjadi ilmu terpisah dari ilmu yang lain. Dan belum lagi sistem pengendalian yang berhubungan dengan analyzer. Akan menjadi study tersendiri dalam ilmu proses.

Skala Pengukuran

Dalam pengedalian proses mempunyai batasan-batasan skala yang spesfifik untuk daerah tertentu.  Sebagai contoh thermometer suhu badan  manusia, skala membacanya sudah cukup jika sudah mencapai suhu 35 C.

Selain  ketelitian,  membaca lebar sempitnya juga mempengaruhi gain sistem pengukuran. Dalam ilmu instrumentasi ada beberapa istilah yang lazim dipakai untuk menyatakan skala baca. Diantara zero, istilah ini dipakai untuk meyatakan titik baca terendah disuatu skala baca. Selanjutnya istilah span yaitu jarak antara titik baca minimum dan maksimum. Contoh: thermometer suhu tubuh, span adalah 42 C dikurangi 35 C, atau sama dengan 7 C.  secara definisi span adalah selisih titik baca maksimum  dan minimum.

Sistem Konversi Sinyal

  1. Sistem  pneumatic
  2. Sistem elektrik

Sistem transmisi elektrik dibagi 2:

  1. Sistem analog, sistem kerjanya sama dengan sistem pneumatic yaitu bekerja pada sinyal dari 0-100%. Contoh contro Valve.
  2. Elektronik digital, sama dengan sistem kerja analag hanya saja sistem kerjanya membutuhkan unit converter untuk merubah sinyal elektri menjadi pneumatic (transducer)
  3. Dan menuju perkembang ke sistem fiber optic dan transmisi radio.

Hal lain yang diperlukan dalam sistem pengkuran yaitu kecocokan sinyal elemen yang satu dengan yang lain. Dan isitilah selanjutnya yang dikenal dalam sistem pengendalian adalah error yaitu set points dikurangi set points.

Accuracy

Ketepatan suatu alat ukur dalam memberikan hasil bacaan.

Akurasi dinyatakan bila:

  1. Variable pengkurannya sesuai dengan tingkat akurasinya.
  2. Persentasi span berada di dalam span
  3. Persentasi skala maksimum sesua dengan range skala
  4. Hasil pembacaan  tingkat akurasinya sesuai dengan pembacaan

Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Guru

Istilah Guru (yang asal muasalnya adalah berasal dari bahasa sangsekerta,) telah mengalami perluasan makna. Tetapi arti secara harfiah adalah “berat”. Adalah seorang pengajar atau pendidikan suatu ilmu Dalam bahasa indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Secara umum, guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan peran guru, antara lain:

  • Dosen
  • Mentor
  • Tentor
  • Tutor

Guru di Indonesia

Secara formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana dan telah memiliki ketetapan hukum yang syah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia.

Guru tetap

Guru yang telah memiliki status minimal sebagai calon pegawai negeri sipil, dan telah ditugaskan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya. Selaku guru di sekolah swasta, guru tersebut dinyatakan guru tetap jika telah memiliki kewewenangan khusus yang tetap untuk mengajar di suatu yayasan tertentu yang telah diakreditasi oleh pihak yang berwenang di kepemerintahan Indonesia.

Guru honorer

Guru tidak tetap yang belum berstatus minimal sebagai calon pegawai negeri sipil, dan digaji per jam pelajaran. Seringkali mereka digaji secara sukarela, dan bahkan di bawah gaji minimum yang telah ditetapkan secara resmi. Secara kasat mata, mereka sering nampak tidak jauh berbeda dengan guru tetap, bahkan mengenakan seragam pegawai negeri sipil layaknya seorang guru tetap. Hal tersebut sebenarnya sangat menyalahi aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Secara fakta, mereka berstatus pengangguran terselubung. Pada umumnya, mereka menjadi tenaga sukarela demi diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil melalui jalur honorer, ataupun sebagai penunggu peluang untuk lulus tes calon pegawai negeri sipil formasi umum.

Di Indonesia, sering terjadi honorer siluman. Mereka dianggap siluman karena diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil dengan prosedur yang menyalahi ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini disebabkan adanya rekayasa masa kerja selaku honorer, dan bidang pekerjaan mereka selaku honorer yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang mereka miliki. Bahkan, ada yang mengandalkan surat keputusan dari orang yang tidak memiliki kewenangan yang benar dan tepat berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia.

 

Kami siap bantu anda! Klik disini

Kami siap membantu anda, untuk berdiskusi dengan Tim Kami silahkan klik langsung profile yang sedang online. Jika jaringan sedang sibuk, disebabkan sedang melayani pelanggan lain. Untuk respon cepat selanjutnya kirim email ke: [email protected] untuk pelayanan via Help Desk

Account Executive

Mei Dwi - Head Office

Online

Account Executive

Eva Arlinda- Head Office

Online

Account Executive

Umu Hanifatul - Head Office

Online

Account Executive

Andini - Head office

Online

Mei Dwi - Head OfficeAccount Executive

Halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Eva Arlinda- Head OfficeAccount Executive

halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Umu Hanifatul - Head OfficeAccount Executive

Maaf bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Andini - Head officeAccount Executive

Halo bapak/ibu ada yang bisa saya bantu? 00.00