Interaksi yang sering terjadi antara guru dan murid menyebabkan hubungan mereka kian dekat. Semakin dekatnya hubungan antara guru dan murid bisa membuat penyampaian materi ajar yang disampaikan kian bisa diterima. Tentunya ini berdampak positif bagi keduanya. Hal ini terjadi di semua jenjang pendidikan yang ada . Termasuk pada jenjang SMA. Seorang guru memiliki kedekatan yang cukup dengan murid . Bahkan tidak heran ada hubungan yang lebih serius antara keduanya. Kedekatan yang mereka jalani karena siswa SMA sudah beranjak dewasa . Bahkan sering juga gurunya yang memiliki umur yang tidak jauh berbeda dengan murid sehingga dapat menarik keduanya dalam hubungan yang lebih dekat. Guru memiliki rasa terhadap murid atau sebaliknya menjadi suatu yang lazim saat ini. Namun sebenarnya hal itu kurang etis terjadi karena mereka selayaknya orangtua dan anak. Perlu dibatasi hubungan antara guru dan murid agar kejadian seperti ini jangan terjadi terhadap sekitar kita. Seorang guru yang memiliki perasaan akan memeberikan pandangan negatif terhadap instansi tempatnya mengajar. Seorang guru yang yang seharusnya memberikan contoh-contoh yang baik malah mencoreng citra seorang guru sebagai seorang pendidik. Sebagai seorang pendidik guru memberikan teladan bagi anak muridnya.
Ketika rutinitas yang mengharuskan seorang guru dan muridnya untuk selalu berinteraksi menjadikan kedekatan yang terbangun kian dekat saja . Guru merasakan hubungan yang ada kian hari kian berbeda . Demikian juga si murid yang mulai merasakan adanya ketertarikan terhadap guru yang menjadi idola baginya. Ada saja cara si murid untuk berusaha mendapatkan perhatian si guru. Seperti contoh murid menjadi lebih sering bertanya-tanya pada guru padahal maksudnya agar perhatiannya menjadi tertuju pada salah satu murid tersebut. Hubungan yang kian dekat bahkan berujung pada pacaran sangatlah tidak etis. Apalagi jika sang guru yang memiliki pacar muridnya sudah memilki keluarga. Keluarga si guru akan menjadi rusak oleh hubungan yang menjalin hubungan dengan muridnya.