Salah satu faktor yang menyebabkan prestasi anak yang menurun adalaah kecenderungan anak untuk malas belajar. Mereka menjadikan belajar sebagai sesuatu yang membuat mereka takut. Bahkan untuk memulainya dengan membaca saja, susahnya minta ampun. Untuk kita perlu tahu apa sich yang menyebabkan mereka malas untuk belajar, bahkan hanya untuk sekedar mebaca saja malasnya minta ampun. Mereka senangnya main terus dengan teman-temannya.
Mari kita cari tahu apa sih yang menyebabkan mereka malas untuk belajar. Di awali dari ketidaksukaan mereka terhadap apa yang mereka pelajari. Apabila seorang anak sudah tidak suka terhadap suatu pelajaran yang tidak disukai, untuk belajarnya pun pasti akan jadi malas. Kecenderungan anak ketika malas belajar juga disebabkan oleh pengaruh teman-teman pergaulan. Ketika kita bergaul dengan mereka yang malas belajar, menularkan virus malas juga kepada diri kita. Berikutnya dari segi pengajar yang ada apabila si Pengajar mampu memberikan atau dalam penyampaian materi dengan baik kemungkinan si anak juga akan semakin tertarik terhadap pelajarannya.Namun juga sebaliknya, jika pengajar tidak mampu memberikan materi dengan baik murid akan enggan mengikuti apa yang diajarkan . Ketika apa yang disampaikan seorang guru mudah dipahami oleh murid, menjadikan siswa lebih antusias belajar. Orang tua juga berperan menjadikan anaknya gemar belajar ataupun malas belajar. Orang tua sebaiknya selalu memberikan teladan dalam kaitannya dengan belajar. Menanamkan gemar membaca sejak dini dari orang tua juga memberi manfaat bagi anaknya. Akan tetapi sering kali orang tua acuh terhadap anaknya karena kesibukan yang dikerjakan sehari-hari. Kurangnya perhatian dari orang tua ini yang menyebabakan anak malas belajar. Orang tua perlu memberikan motivasi bagi prestasi anak dengan penghargaan prestasi, sehingga si anak lebih terpacu lagi minat belajarnya.Banyaknya teknologi juga mempengaruhi anak suka belajar dan males belajar. Dengan adanya gadget yang canggih menjadikan anak suka main-main dengan alat tersebut dan melupakan belajar.Tidak kenal waktu si anak memainkan game kesukaan sehingga melalaikan kewajiban anak yang lebih utama yaitu belajar.