Prinsip Lean production (Lean Manufacturing)

Prinsip Lean production (Lean Manufacturing)

Proses Perbaikan

Proses perbaikan adalah sistem pendekatan untuk melakukan perbaikan dalam suatu proses. Termasuk didalamnya informasi, dokumentasi, pengukuran, dan analisis untuk tujuan meningkatkan fungsi dari suatu proses.

Dalam Lean Production ada 5 Prinsip, yaitu:

  1. Mengidentifikasi nilai dari suatu produk yang didasarkan dari sudut konsumen, yaitu produk terbaik dengan harga yang bersaing dan servis yang tepat waktu.
  2. Mengidentifikasi dan memetakan sistem nilai tersebut, value stream mapping untuk tiap produk.
  3. Mengurangi kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah dari seluruh kegiatan selama proses demi memperlancar arus.
  4. Mengorganisasikan pesanan material, informasi, dan produk dalam suatu alur yang baik dan efisien selama proses menggunakan pull system.
  5. Memberikan variasi investigasi yang berkelanjutan dalam teknik dan alat demi menghasilkan perbaikan yang terbaik dan terus menerus (pursue the customer).

DMAIC Model (Define – Measure – Analyis – Improve – Control)

DMAIC Model (Define – Measure – Analyis – Improve – Control)

Dibawah ini merupakan arti dari DMAIC

  • Define adalah langkah awal dalam peningkatan kualitas dimana masalah mulai diidentifikasi.
  • Measure merupakan aktifitas pengukuran proses sebelumnya (pengukuran dasar), yang bertujuan untuk mengevaluasi berdasarkan goals yang telah ada. Dalam langkah ini informasi atau data dikumpulkan. Beberapa tools yang digunakan dalam langkah ini antara lain dengan menggunakan control charts, form pengumpulan data, flow diagrams, diagram pareto, scatter diagram, frequency plots.
  • Analyze merupakan tahap dimana dilakukan identifikasi akar penyebab masalah dengan berdasarkan pada analisa data. Hasil dari analisa tersebut dapat digunakan untuk membuat solusi dalam melakukan pengembangan dan improvement terhadap proses yang diamati. Tools yang digunakan adalah diagram sebab akibat, pareto diagram, flow diagram, control chart.
  •  Improve adalah tahap dimana pengujian dan implementasi dari solusi dilakukan untuk mengeliminasi penyebab masalah yang ada dan improve proses yang ada. Tools yang digunakan adalah brainstorming, control diagram, flow diagram.
  • Control adalah tahap terakhir yang dilakukan dalam peningkatan kualitas menggunakan DMAIC. Langkah terakhir ini bertujuan untuk melakukan kontrol dalam setiap kegiatan, sehingga memeperoleh hasil yang baik dan dapat mengurangi waktu, masalah, dan biaya yang tidak dibutuhkan.

Teknologi Geothermal

Teknologi Geothermal

Akhir-akhir ini pemerintah dibawah Departemen ESDM mulai serius mengembang pemanfaatan energi panas bumi. Hal ini di dasarkan pada melimpahnya sumber energi panas bumi di Indonesia, berbagai macam riset dan penelitian mulai di kembang untuk bisa mengembangkan panas bumi yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi yang ramah lingkungan. Berikut sedikit dijelaskan beberapa teknologi pembangkit panas bumi berbasis panas bumi.

Pembangkit yang digunakan untuk meng-konversi fluida Geothermal menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plants lain yang bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan serta komponen pembangkit lainnya. Ada tiga macam teknologi pembangkit panas bumi yang sedang di kembangkan saat ini (geothermal power plants) yang dapat mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik yang didasarkan pada perbedaan dalam kondisi tertentu, ketiga teknologi tersebut yaitu  Flash steam, Dry steam, dan Binary cycle.

  1. Flash steam of Technology,  yaitu Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C. Fluida panas tersebut dialir-kan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin untuk meng-aktifkan generator yang kemudian menghasil-kan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai masuk kembali ke reservoir melalui injection well. Contoh dari Flash Steam Power Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field, California, USA.
  2. Dry steam of Technology, yaitu pada teknologi ini uap panas (steam) langsung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini per-tama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini masih berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan seperti yang ada di Geysers, California Utara.
  3. Binary cycle of Technology, yaitu air panas atau uap panas yang berasal dari sumur produksi (production well) tidak menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan (working fluid)  pada heat exchanger. Working fluid kemudian menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan HE dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan HE inilah yang disebut sebagai secondary (binaryfluid. Binary Cycle Power Plants ini sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.

Titik Isoelektrik dan Pengaruh Titik Isoelektrik terhadap Protein

Titik Isoelektrik

Titik Isoelektrik adalah derajat keasaman atau pH ketika suatu makromolekul bermuatan nol akibat bertambahnya proton atau kehilangan muatan oleh reaksi asam-basa. Pada koloid, jika pH sama dengan titik isoelektrik, maka sebagian atau semua muatan pada partikelnya akan hilang selama proses ionisasi terjadi. Jika pH berada pada kondisi di bawah titik isoelektrik, maka matan partikel koloid akan bermuatan positif. Sebaliknya jika pH berada di atas titik isoelektrik maka muatan koloid akan berubah menjadi netral atau bahkan menjadi negatif.

Titik  isoelektrik dapat  ditentukan  berdasar  kekeruhan  dan  endapan  karena  pada titik  dekat isoelektrik akan terjadi gaya tolak-menolak  elektrostatik  yang menyebabkan kelarutan minimum, sehingga terjadi kekeruhan. Setiap jenis protein memiliki titik isoelektrik yang berbeda-beda. Pada titik isolistrik protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama, sehingga tidak bergerak ke arah elektroda positif maupun negatif apabila ditempatkan di antara kedua elektroda tersebut. Protein mempunyai titik isolistrik yang berbeda-beda. Titik isolistrik protein mempunyai arti penting karena pada umumnya sifat fisika dan kimia erat hubungannya dengan pH isolistrik ini. Pada pH di atas titik isolistrik protein bermuatan negatif, sedangkan di bawah titik isolistrik, protein bermuatan positif.

Ion Exchange resin penukar ion

Ion Exchange

Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain dari luar.

Berdasarkan jenis ion / muatan yang dipertukarkan, resin dapat dibagi menjadi 2 :

1.Resin Penukar Kation adalah Ion positif yang dipertukarkan

2.Resin Penukar Anion adalah Ion negatif yang dipertukarkan

Ion Exchange adalah proses penyerapan ion – ion oleh resin dengan cara Ion-ion dalam fasa cair (biasanya  dengan  pelarut  air)  diserap  lewat  ikatan kimiawi karena bereaksi dengan padatan resin. Resin sendiri melepaskan ion lain sebagai ganti ion  yang  diserap.  Selama operasi  berlangsung setiap ion akan  dipertukarkan  dengan  ion  penggantinya  hingga  seluruh  resin  jenuh dengan ion yang diserap.

Resin penukar ion sering digunakan untuk menghilangkan kesadahan dalam air. Air yang banyak mengandung mineral kalsium  dan  magnesium  dikenal sebagai “air sadah” . Kesadahan air dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

•Kesadahan sementara , disebabkan oleh garam-garam karbonat (CO3-) dan bikarbonat (HCO3-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
•Kesadahan tetap, disebabkan oleh adanya garam-garam khlorida (Cl-) dan sulfat (SO42-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).

Pembuatan Metanol Dari Bahan Baku Biomas

Pembuatan Metanol  Dari  Bahan Baku Biomas

Seperti yang kita ketahui bahwa methanol dapat dihasilkan dari bahan baku biomas, seperti :

  1. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam bentuk gula seperti tebu dan nipah
  2. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam bentuk  zat tepung (starch) seperti ubi jalar, kentang, dan sagu.
  3. Bahan-bahan selulosa yang mengandung arang dengan bentuk molekul yang lebih kompleks seperti kayu.

Banyak limbah-limbah pertanian yang tidak memiliki nilai ekonomis memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bioethanol sehingga memiliki potensi ekonomis yang tinggi dan mampu berperan sebagai diversivikasi bahan bioetanol. Salah satu bahan baku biomas yang akan dibahas pada makalah ini adalah jerami.

Proses Biologi (Fermentasi)

Sebelum membentuk methanol, pada proses anaerob bahan baku biomas tersebut akan didegradasikan menjadi metana dan karbon dioksida melalui tahap-tahap yang merupakan serangkaian kegiatan metabolic dari kelompok-kelompok mikroorganisme yang berbeda. Dalam proses ini dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :

  1. Hidrolisis dan asidifikasi

Pada tahap ini, bakteri fermentative akan menghidrolisis substrat polimer seperti polisakarida, protein, dan lemak menjadi monomer-monomer gula, asam amino, dan peptide.

  1. Asidogenesis

Sedangkan pada tahap ini, hasil hidrolisis dari tahap sebelumnya akan difermentasikan menjadi asam lemak volatile (asam asetat, asam butirat, dan propionat), asam lemak rantai panjang, CO2, format, NH4+, HS-, H2, alcohol.

  1. Asetogenesis

Selanjutnya, bakteri asetogenik pereduksi proton akan menguraikan propionate, asam lemak rantai panjang, alcohol, beberapa asam amino dan senyawa aromatic menjadi H2, format, dan asetat.

  1. Metanogenesis

Pada tahap akhir ini melibatkan 2 kelompok metanogen yang berbeda yaitu, metanogen hidrogenotropik yang menggunakan H2 dan format dari reaksi sebelumnya untuk mereduksi CO2 menjadi CH4 dan metanogen asetotropik yang menguraikan asetat menjadi CO2 dan CH4.

Proses Pengkonversian/Pengubahan Menjadi Gas Sintetis

Campuran hidrokarbon dari hasil metagenosis, diubah/dikonversi menjadi gas sintetis yang umumnya terdiri dari CO, CO2, H2. Proses pengubahan/pengkorvensian ini terjadi oleh kukus (steam)dan dibantu oleh katalis nikel menurut reaksi berikut :

CH4 + H2O ? H2

CO + H2OCO 2 H2

Kesetimbangan yang terjadi pada proses ini sangat tergantung pada :

? Tekanan

Kesetimbangan reaksi seformasi metana oleh steam akan bergeser ke kiri jika tekanan dinaikkan sehingga reformasi metana semakin berkurang. Akan tetapi, secara praktek akan lebih praktis jika digunakan tekanan tinggi karena tekanan tinggi akan menyebabkan temperature dinding pembuluh katalis meningkat.

? Temperatur

Kesetimbangan reaksi reformasi metana akan bergeser ke kanan dengan meningkatnya temperature karena reaksi endotermik menghasilkan lebih banyak CO2 dan H2. Dengan kata lain, pada tekanan dan perbandingan kukus/karbon konstan, kenaikan temperature akan menghasilkan konversi metana yang lebih besar.

?Perbandingan kukus/karbon

Pembentukan karbon sedapat mungkin dicegah karena dapat merusak katalis. Untuk mencegah pembentukan karbon, operasi sebaiknya dilaksanakan dengan kondisi kukus berlebih. Kelebihan kukus yang diberikan juga sebaiknya diatur seoptimum mungkin agar lebih ekonomis dan tidak memecah katalis.

Proses Sintesa Metanol

Pada proses ini menggunakan katalis Cu-ZnO. Katalis ini memiliki keaktifan sangat tinggi sehingga kecepatan reaksi tinggi pada temperature relative rendah 2250C. Katalis yang digunakan pada kilang methanol ini harus memiliki selektivitas sintesa methanol yang tinggi untuk memperkecil jumlah produk sampingan yang dihasilkan. Setelah proses ini terlewati , gas keluaran dari hasil reaksi sintesis methanol didinginkan dari 2250C menjadi 400C. Pendinginan ini bertujuan untuk memisahkan methanol mentah dari gas terlarut didalamnya

Proses Pemurnian Metanol

Kenaikan tekanan operasi akan menyebabkan bertambahnya gas terlarut dalam cairan. Untuk itu, oleh karena itu dilakukan penurunan tekanan agar gas-gas terlarut lepas. Sedangkan volatile impurities seperti dimetil eter, metil format, dan gas-gas inert terlarut dipisahkan dari methanol mentah. Setelah itu,methanol mentah dilakukan pemurnian pada kondisi 800C dan 1,5 bar. Pada kolom pemurnian ini, methanol akan menjadi produk atas dan air akan menjadi produk bawah. Air proses yang dihasilkan sebagai  produk bawah ini akan dipompa menuju pemanas air proses. Uap yang menuju puncak kolom distilasi akan didinginkan oleh suatu kondensor dimana uap methanol akan dikondensasikan secara total menjadi cairan bersuhu 690C. Metanol terkondensasi ini selanjutnya didinginkan lagi hingga mencapai suhu 400C dan ditampung.

Kami siap bantu anda! Klik disini

Kami siap membantu anda, untuk berdiskusi dengan Tim Kami silahkan klik langsung profile yang sedang online. Jika jaringan sedang sibuk, disebabkan sedang melayani pelanggan lain. Untuk respon cepat selanjutnya kirim email ke: [email protected] untuk pelayanan via Help Desk

Account Executive

Mei Dwi - Head Office

Online

Account Executive

Eva Arlinda- Head Office

Online

Account Executive

Umu Hanifatul - Head Office

Online

Account Executive

Andini - Head office

Online

Mei Dwi - Head OfficeAccount Executive

Halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Eva Arlinda- Head OfficeAccount Executive

halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Umu Hanifatul - Head OfficeAccount Executive

Maaf bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Andini - Head officeAccount Executive

Halo bapak/ibu ada yang bisa saya bantu? 00.00