Profesi
Pembuatan Sistem Koloid Dengan Cara Kondensasi
Pembuatan Sistem Koloid Dengan Cara Kondensasi– Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Cara kondensasi ini merupakan cara pembuatan koloid secara kimia, yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap dan pergantian pelarut. Contoh-contoh pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi:
-
Pembuatan Sol belerang ( S) dari reaksi redoks gas H2S dan larutan SO2
2H2Sg) + SO2(aq) ——> 2H2O(l) + 3S(koloid)
-
Pembuatan Sol Emas (Au) dari larutan AuCl3 dengan larutan encer formalin (HCHO)
2AuCl3(aq) + 3HCHO(aq) + 3H2O(l) ——-> 2Au (koloid) + 6HCL(aq) + 3HCOOH(aq)
-
Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan penguraian garam FeCl3 menggunakan air mendidih
FeCl3(aq) + 3H2O(l) ——>Fe(OH)3(koloid) + 3Hcl(aq)
-
Pembuatan sol As2S3 yang dibuat dengan mengalirkan gas H2S dengan asam arsenit (H3AsO3) yang Encer
2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) ——> As2S3(koloid) + 6H2O(l)
-
Pembuatan Sol AgCl dari larutan AgNO3 dan larutan NaCl encer
AgNO3(aq) + NaCl(aq) ——> AqCl(koloid) + NaNO3(aq)
-
Pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air
S + alkohol + air ——-> S (koloid)
Cara dan Bahan Untuk Membuat Pupuk Kompos
Cara Membuat Pupuk Kompos– Cara terbaik mengendalikan sampah rumah tangga kita sendiri adalah dengan mengubahnya menjadi pupuk kompos. Pupuk ini terbuat dari bahan organik dan proses pembuatannya tidak terlalu rumit karena tidak membutuhkan tempat luas, banyak peralatan, dan biaya. Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh. Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.
- Bak atau drum plastik bekas
- Karung goni atau anyaman bambu
- Tanah atau paving block
Cara membuat:
Campur satu bagian sampah hijau (sampah organik) dan satu bagian sampah coklat (sampah kotoran hewan) di dalam bak atau drum bekas yang bagian bawahnya ditutupi tanah atau paving block dan sudah diberi lubang agar kelebihan air dapat merembes ke tanah. Tambahkan satu lapisan tanah atas, campurkan. Biarkan mikroba aktif dalam tanah bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Ulangi lagi proses pertama dan kedua untuk lapisan berikutnya. Tutup drum atau bak plastik dengan karung goni atau anyaman bambu. Proses ini bisa juga dilakukan setiap dua hari sekali. Setelah tujuh hari, buka dan aduklah pupuk kompos tersebut. Setelah itu tutup lagi. Lakukan proses ini setiap tujuh hari sekali. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian. Setelah 4-6 minggu, jika campuran pupuk berwarna kehitaman, dan sudah tidak berbau sampah lagi, berarti proses pengomposan sudah selesai. Ayak dan pisahkan bagian yang kasar, jika perlu. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
Prinsip Kerja Boiler (Ketel Uap)
Prinsip Kerja Boiler (Ketel Uap)– prinsip kerja Boiler (kerjaan sehari-hari sih, hehe), akan tetapi dikarenakan sistem kerja sebenarnya terlalu detail dan rumit, maka disini saya akan membahas prinsip dasar cara kerjanya saja. Jadi siapkan kopi dan cemilan, jangan lupa nanti saya minta sedikit.
- Boiler gantung
- Boiler duduk
- Boiler paket (package boiler)
- Circulated Fluidized Bed (CFB) Boiler
- Pulverized Coal (PC) Boiler
- Steam drum
- Downcomer
- Furnace
- Separator / cyclone
- Backpass / Heat Recovery Area (HRA)
- Feed water pipe
- Economizer
- Superheater (low, medium & high temperature)
- Connecting Pipes (upper & lower)
- Main Steam Pipe
Baiklah, setelah mengenal macam-macam sistem yang terdapat pada boiler, sekarang kita akan membahas mengenai prosesnya. Secara umum, didalam boiler terdapat 3 proses yaitu :
- Proses air menjadi steam
- Proses bahan bakar (batu bara, limestone, oil) sampai menjadi abu sisa pembakaran
- Proses udara sampai menjadi gas buang
Karena terlalu banyak yang harus dijelaskan (keburu kopi sama cemilannya abis), maka saya akan menjelaskan sistem air sampai menjadi steam nya saja, karena itu memang merupakam inti dari boiler sebagai steam generator (penghasil uap). Untuk dapat menghasilkan uap air tentunya diperlukan air yang sesuai dengan kadar Ph yang telah ditetapkan sebelumnya. Air didapatkan dari laut yang kemudian diproses didalam chemical building (atau desalination) dan water treatment sebelum di supply ke deaerator (untuk mengurangi kandungan oksigen didalam air) dan disupply ke boiler melalui feed water pump. Dengan feed water pump, air yang sudah melalui proses di deaerator tadi memulai tahapan proses di boiler dengan urutan sebagai berikut :
Economizer
Disini air akan dinaikkan suhunya secara perlahan sebelum mencapai sistem berikutnya
Steam drum
Dari economizer, air kemudian disupply ke steam drum melalui pipa. Diawal proses, saat steam (uap air) belum mencapai saturated steam, maka separator (pemisah) didalam steam drum akan melakukan bypass dan membiarkan air turun ke tahap selanjutnya.
Downcomer
Disini, downcomer yang berbentuk pipa mengalirkan air ke bagian terbawah dari sistem selanjutnya melalui lower connecting pipes.
Furnace
Selanjutnya air dari downcomer akan masuk ke furnace bagian paling bawah dan ditampung didalam bottom header yang kemudian karena sistem pembakaran batu bara, oil dan limestone didalam furnace, perlahan-lahan akan berubah bentuk menjadi uap basah. Sesuai dengan sifatnya, uap akan merambat keatas dengan sendirinya didalam tube (karena proses pemanasan yang konstan didalam
boiler). Uap air tersebut ditampung didalam upper header (outlet header) pada bagian atas furnace. Disinilah terjadinya sistem konversi energi (waktu kuliah dulu saya belum banyak tau sih, tapi untungnya banyak yang memberikan sedekah ke saya berupa contekan, hehe) Setelah itu uap akan kembali disupply ke steam drum melalui upper connecting pipes, dan, kembali
oleh separatornya, uap tersebut disupply kembali dari steam drum menuju sistem berikutnya.
Superheater
Disini terdapat beberapa kali backpass (umpan balik) steam dari low temperature superheater ke medium temperature superheater lalu disupply ke steam drum, lalu kembali ke high temperature superheater / final superheater. Di high / final termperature superheater inilah proses terakhir steam setelah melalui pemanasan berulang-ulang kali di dalam low dan medium superheater.
Main Steam Pipe
Inilah pipa terpenting dalam proses power plant, dikarenakan pipa ini yang nantinya akan mensuplai superheated steam ke turbin. Material, kawat las dan test nya pun (Non Destructive Test) tergolong istimewa karena membutuhkan perlakuan khusus dan tim khusus untuk mengerjakannya. Disinilah temperatur dan pressure tertinggi di boiler berada. Keseluruhan sistem diatas dikirim dari manufaktur (pabrik) nya ke lokasi pemasangan (site) dalam bentuk knocked down (pecah belah/terpisah) yang kemudian dirakit (difabricate) di site dan kemudian dipasang dengan sistem rigging (pengangkatan) & welding (pengelasan) yang semua proses tersebut mengacu kepada international standard seperti American Welding Society (AWS), American Society of Mechanical Engineers (ASME), American Standard for Testing & Material (ASTM), dan lain-lain.
Teknologi Membran
Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis serta ada yang homogen dan ada juga ada heterogen. Ditinjau dari bahannya membran terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang berasal dari alam misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan kimia, misalnya polimer.Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebih kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan disebut konsentrat dan larutan yang mengalir disebut permeat. Filtrasi dengan menggunakan membran selain berfungsi sebagai sarana pemisahan juga berfungsi sebagai sarana pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada membran tersebut. Proses pemisahan dengan membran yang memakai gaya dorong berupa beda tekan umumnya dikelompokkan menjadi empat jenis diantaranya mikromembran, ultramembran, nanomembran dan reverse osmosis. Teknologi membran memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan proses lain, antara lain :
- Pemisahan dapat dilakukan secara kontinu
- Konsumsi energi umumnya relatif lebih rendah
- Proses membran dapat mudah digabungkan dengan proses pemisahan lainnya (hybrid processing)
- Pemisahan dapat dilakukan dalam kondisi yang mudah diciptakan
- Mudah dalam scale up
- Tidak perlu adanya bahan tambahan
- Material membrane bervariasi sehingga mudah diadaptasikan pemakaiannya.
- Cartridge leletan
- Cartridge rajut-lekatan-terjurai
- (Cartridge lembar – berpori (kertas saring khusus, media nirpintal,membran, berkarbon)
- Untuk umpan padatan total terlarut di bawah 400 ppm, osmosis balik merupakan perlakuan yang murah.
- Untuk umpan padatan total terlarut di ats 400 ppm, dengan penuruanan padatan total terlarut 10% semula, osmosis balik sangat menguntungkan sbanding dengan deionisasi
- Untuk umpan berapapun konsentrasi padatan total terlarut, disertai kandungan organic lebih daripada 15 g/liter, osmosis balik sangat baik untuk praperlakuan deionisasi.
- Osmosis balik sedikit berhubungan dengan bahan kimia, sehingga lebihnmpraktis.
PENANGANAN LIMBAH GAS
PENANGANAN LIMBAH GAS Pengolah limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran udara. Pencemaran udara sebenarnya dapat berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat yang terbawah bersama gas tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa cara menangani pencemaran udara oleh limbah gas dan materi partikulat yang terbawah bersamanya.
- Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber).
- Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.
- Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
- Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.