Target tahun 2014,semua Laboratorium harus terakreditasi ISO 17025

Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan seluruh laboratorium penguji penyakit ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan di bawah BKIPM mengantongi akreditasi ISO 17025 pada 2014.

 
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan dalam menjalankan fungsi karantina ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, KKP memiliki Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM). BKIPM didukung oleh 47 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di bandara dan pelabuhan.

“Saat ini, 36 laboratorium penguji penyakit ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan di UPT BKIPM telah terakreditasi ISO 17025. Ditargetkan 2014 seluruh laboratorium KKP sudah terakreditasi ISO 17025.

Akreditasi ISO 17025, imbuhnya, memberikan jaminan dan validasi kepada para ekportir maupun importir atas kualitas dan mutu produk perikanan Indonesia.

Sharif menuturkan untuk mendukung pelaksanaan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, KKP juga menyiapkan sumber daya manusia pengendali hama penyakit ikan, pengawas mutu dan inspektur mutu hasil perikanan.

SDM tersebut diharapkan dapat melaksanakan pengawasan dan pendampingan kepada para pelaku usaha dan kelompok masyarakat pembudidaya, termasuk para penangkap ikan dan suplier hasil perikanan.

“Semua dilakukan dalam rangka mendukung peningkatan nilai tambah melalui hasil perikanan yang sehat dan aman dikonsumsi,” kata Sharif.

Sharif menambahkan hasil perikanan yang memenuhi standar mutu dan keamanan merupakan salah satu syarat utama agar produk perikanan dapat diterima pasar. Apalagi di tengah meningkatnya persaingan industri perikanan dan semakin ketatnya standar mutu yang ditetapkan negara tujuan ekspor.

“Kebijakan penerapan sistem mutu dan kemananan hasil perikanan juga sejalan dengan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan berbasis Blue Economy yang mengembangan pengelolaan kegiatan bisnis inovatif dan kreatif berdasarkan prinsip zero waste, efisien, pro kelestarian lingkungan,” katanya.

KKP juga telah mencanangkan Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina Ikan (GEMASATUKATA) yang ditandai dengan Pengukuhan Forum Peningkatan Sadar Mutu dan Karantina Ikan. Forum ini melibatkan unsur Pemerintah Pusat dan Daerah, Pelaku usaha, Lembaga Perguruan Tinggi dan Penelitian serta Penyuluh Perikanan guna meningkatkan komitmen pengelolaan hasil perikanan dari hulu sampai hilir.

Pengertian ELEKTROKIMIA

Elektrokimia adalah bab yang mempelajari hubungan reaksi kimia dengan perihal kelistrikan. Elektrokimia ada dua, yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Sel volta adalah tempat reaksi kimia yang menghasilkan listrik dan sel elektrolisis adalah tempat reaksi kimia yang berlangsung karena adanya energi listrik dari luar. Reaksi kimia dalam sel volta berlangsung spontan dan dalam sel elektrolisis berlangsung tidak spontan. Kedua sel tersebut sama-sama mempunyai dua elektroda, yaitu katoda dan anoda. Di katoda berlangsung reaksi reduksi dan di anoda berlangsung reaksi oksidasi. Hal yang membedakan kedua sel tersebut adalah kutub listrik di masing-masing kedua elektrodanya. Pada sel volta KPAN (katoda positif(+), anoda negatif(-)) dan pada sel elektrolisis KNAP (katoda negatif(-), anoda positif(+)

SIFAT KOLIGATIF

Sifat koligatif larutan adalah sifat yang bergantung pada jumlah zat terlarut dan tidak bergantung pada sifat zat terlarutnya. Ada empat sifat koligatif larutan yaitu kenaikan titik didih larutan (?Tb), penurunan tekanan uap jenuh larutan (?P), penurunan titik beku larutan (?Tf), dan tekanan osmotik (?). Beberapa jenis larutan, masing-masing mengandung jumlah zat terlarut sama, maka akan memiliki harga sifat koligatif yang sama dan kalau mengandung jumlah terlarut berbeda, maka akan memiliki harga sifat koligatif yang berbeda pula (jumlah zat terlarutnya makin besar, maka harga sifat koligatifnya makin besar dan jumlah terlarutnya makin kecil, maka harga sifat koligatifnya makin kecil).

 

 

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Kalau konsentrasinya besar, otomatis jumlah partikelnya banyak. Untuk konsentrasi yang sama, jumlah partikel dalam larutan elektrolit akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah partikel dalam larutan non elektrolit. Hal ini dikarenakan zat terlarut dalam larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan zat terlarut dalam larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Terurai menjadi menjadi ion-ionnya menunjukan jumlah partikel bertambah dan tidak terurai menjadi ion-ion menunjukan jumlah partikel tetap. Oleh karena itu, untuk konsentrasi yang sama, harga sifat koligatif larutan elektrolit akan lebih besar dibandingkan harga sifat koligatif larutan non elektrolit. Berikut adalah rumusan sifat koligatif larutan non elektrolit dan larutan elektrolit.

m=molalitas,P0=tekanan uap jenuh pelarut murni, Kb=tetapan titik didih molal, Kf=tetapan titik beku molal, Xzt=fraksi mol zat terlarut, M=molaritas, nzt=mol zat terlarut, R=tetapan/0,082,
T=273 + 0Cdan i=faktor koreksi van hoff.




Note:

Molalitas (m) adalah besaran konsentrasi zat yang tidak dipengaruhi oleh suhu (suhunya berubah tidak akan menyebabkan harga molalitas berubah) dan molaritas (M) adalah besaran konsentrasi zat yang dipengaruhi oleh suhu (suhu berubah menyebabkan harga molaritas ikut berubah). Menghitung M itu menggunakan volume larutan. Kalau suhu berubah, maka volume larutan berubah sehingga harga M pun ikut berubah. Perhitungan ?Tb harus menggunakan konsentrasi zat dalam besaran molalitas. Hal ini supaya konsentrasi zat terlarutnya tetap meskipun ada dalam perubahan suhunya, sehingga harga ?Tb yang dihitung pun benar-benar akurat sesuai dengan kenyataan jumlah zat terlarutnya.

 

Membedakan Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit

Larutan elektrolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu kemampuan menghantarkan listrik.

 a) Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik.

Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif.

Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam. Contoh larutan elektrolit kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, dan lain-lain. Contoh larutan elektrolit lemah : CH3COOH, Al(OH)3 dan Na2CO3.

b)  Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.

Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Contoh larutan non elektrolit: Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH2)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain.

Larutan Asam Basa dan Garam Bersifat Elektrolit

Larutan Asam, Basa, dan Garam Bersifat Elektrolit

Ketika seseorang mencari ikan dengan  menggunakan ”setrum” atau aliran listrik yang berasal dari aki,  apa yang terjadi setelah beberapa saat ujung alat yang telah dialiri arus listrik itu dicelupkan ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang berada di sekitar ujung alat itu terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.

Apakah air dapat menghantarkan listrik?

Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang buruk. Akan  tetapi bila dilarutkan asam, basa, atau garam ke dalam air maka larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang larut dalam air dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik dinamakan larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam klorida. Zat yang tidak menghantarkan arus listrik dinamakan larutan nonelektrolit. Contohnya adalah larutan gula dan larutan urea.

Untuk mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik atau tidak, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. Alat penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu, serta bejana yang berisi larutan yang akan diuji. Mari kita lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui apakah asam, basa, dan garam dapat menghantarkan arus listrik.

Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam

1. Asam

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.

Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat alkali (bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian). Rasa pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa.

Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Untuk mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman dapat dengan menggunakan indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam, basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna.

2. Basa

Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa.

Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.

Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.

3. Garam

Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang meningkat. Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl).

Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basa membentuk molekul air.

H+ (aq) + OH- (aq) —> H2O (?)

Asam       Basa               Air

Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan.

Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa garam.
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!

Asam + Basa —> Garam + Air

Asam klorida + Natrium hidroksida —> Natrium klorida + air

HCl (aq) + Na OH (aq) —> Na Cl (aq) + H2O (?)

Asam             Basa                 Garam             Air

Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya.

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.

Kami siap bantu anda! Klik disini

Kami siap membantu anda, untuk berdiskusi dengan Tim Kami silahkan klik langsung profile yang sedang online. Jika jaringan sedang sibuk, disebabkan sedang melayani pelanggan lain. Untuk respon cepat selanjutnya kirim email ke: [email protected] untuk pelayanan via Help Desk

Account Executive

Mei Dwi - Head Office

Online

Account Executive

Eva Arlinda- Head Office

Online

Account Executive

Umu Hanifatul - Head Office

Online

Account Executive

Andini - Head office

Online

Mei Dwi - Head OfficeAccount Executive

Halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Eva Arlinda- Head OfficeAccount Executive

halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Umu Hanifatul - Head OfficeAccount Executive

Maaf bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Andini - Head officeAccount Executive

Halo bapak/ibu ada yang bisa saya bantu? 00.00