Training SMK3 OHSAS 18001

Training SMK3 OHSAS 18001-PP 50 Tahun 2012

Training SMK3 OHSAS– Mempunyai dampak positif dalam sistem kebijakan perusahaan, terutama untuk mencapai keberhasilan penerapan K3. Kesadaran terhadap pentingnya menerapkan K3 harus tercipta di seluruh komponen organisasi. Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapan sebuah Sistem Manajemen K3 dalam organisasi/perusahaan harus dilakukan oleh manajemen puncak. Persiapan Sistem Manajemen K3 tidak akan berjalan tanpa adanya komintmen terhadap system manajemen tersebut. Manajemen harus benar-benar menyadari bahwa merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan atau kegagalan penerapan Sistem K3. Komitmen manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan. Seluruh karyawan dan staf harus mengetahui bahwa tanggung jawab dalam penerapan Sistem Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja. Tetapi mulai dari manajemen puncak sampai karyawan terendah. Karena itu ada baiknya manajemen membuat cara untuk mengkomunikasikan komitmennya ke seluruh jajaran dalam perusahaannya.

Dengan menyelenggarakan Training SMK3 OHSAS diharapkan akan membantu setiap organisasi dalam mensosialisasikan program K3 yang akan di terapkan di perusahaan. Selanjutnya bagaimana proses indentifikasi bahaya, pengendalian resiko kerja dan dokumentasi K3 akan didapatkan pada saat Training SMK3 OHSAS diselenggarakan. Untuk kegiatan Training SMK3 OHSAS ini sendiri bermacam proses penyelenggaraanya. Ada perusahaan yang mengikutsertakan karyawannya dalam Training SMK3 OHSAS 18001 yang diselenggarakan secara public dan ada juga yang menyelenggarakan public Training SMK3 OHSAS 18001 secara In House di internal perusahaan. Demi kesuksesan sebuah kebijakan terkait erat dengan komitmen dan kesadaran bersama yang meliputi seluruh elemen dalam organisasi. Untuk mendapatkan informasi jelas Training SMK3 – OHSAS 18001 akan banyak anda temukan Lembaga Pelatihan K3 yang ada di Indonesia. Seperti halnya provider Training SMK3 dan Konsultan SMK3 OHSAS 18001 BMD Street Consulting yang berdomisili di Bogor dan telah berpengalaman dalam menyelenggarakan Training SMK3 – OHSAS 18001. Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi situs resminya di : www.trainingiso.asia dan www.bmdstreet.com, berbagai macam pelatihan dan jasa Konsultasi ISO serta Konsultan HSE akan anda dapatkan pada situs tersebut.

Peran UKM Dalam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Peran UKM Dalam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen yaitu Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta . Departemen Koperasi dan UKM. Namun, usaha pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum memuaskan hasilnya karena pada kenyataannya kemajuan UKM sangat kecil dibandingkan dengan kemajuan yang sudah dicapai usaha besar. Pelaksanaan kebijaksanaan UKM oleh pemerintah selama Orde Baru, sedikit saja yang dilaksanakan, lebih banyak hanya merupakan semboyan saja sehingga hasilnya sangat tidak memuaskan. Pemerintah lebih berpihak pada pengusaha besar hampir di semua sektor, antara lain perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan industri.

Good Manufacturing Practices (GMP) adalah sistem yang memuat persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh industri makanan dan kemasan, terkait dengan keamanan pangan, kualitas dan persyaratan hukum. Standar umum yang dipergunakan adalah Title 21 Code of Federal Regulation (CFR) part 110 “Good Manufacturing Practices in Manufacturing, Packing, or Holding Human Food”  and  “General Principles Food Hygiene, WHO/FAO International Code Practice”. Standar ini adalah yang standar yang umum diterapkan dalam industri yang makanan dan kemasan. Implementasi yang efektif dari System Management  dengan menerapkan konsep Hygiene & Sanitation pada system Good Manufacturing Practices / GMP akan memberikan keyakinan dan manfaat dalam usaha industri makanan dan industri kemasan terkait.

Manfaat GMP diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Meningkatkan kepercayaan pelanggan;
  2. Meningkatkan image dan kompetensi perusahaan/organisasi;
  3. Meningkatkan kesempatan perusahaan/organisasi untuk memasuki pasar global melalui produk/kemasan yang bebas bahan beracun (kimia, fisika dan biologi);
  4. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan terhadap produk;
  5. Berpartisipasi dalam program keamanan pangan;
  6. Menjadi pendukung dari penerapan sistem manajemen mutu.

Penerapan GMP dapat mengacu berbagai referensi, namun sejauh ini tidak ada standar internasional yang bersifat official seperti halnya standar ISO. Oleh karena itu berbagai negara dapat mengembangkan standar GMP tersendiri, seperti di Indonesia terdapat berbagai standar GMP yang di terbitkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sesuai dengan jenis produk yang di hasilkan. Sebagai contoh beberapa standar GMP tersebut:

  1. Standar GMP untuk industria obat-obatan di sebut dengan CPOB ( Cara Pembuatan Obat yang Baik)
  2. Standar GMP untuk industri makanan di sebut dengan CPMB (Cara Pembuatan Makanan yang Baik)
  3. Standar GMP untuk industri kosmetik di sebut dengan CPKB ( Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik)
  4. Standar GMP untuk industri obat tradisional di sebut dengan CPOTB ( Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik)

Berbagai referensi standar GMP pada prinsip dasarnya sama yakni  bertujuan untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan aman.  Pilihan referensi GMP yang akan digunakan oleh industri mempertimbankan berbagai hal:

  1. Penerapan GMP apakah akan dilakukan sertifikasi? Bila ya, lembaga sertifikasi mana yang digunakan? Sertifikasi GMP di Indonesia dapat dilakukan oleh BPOM, atau lembaga sertifikasi independen lainnya.
  2. Kemana produk yang dihasilkan akan di jual ( lokal  atau ekspor), maka standar GMP yang digunakan sebagai referensi mempertimbangkan standar GMP di negara dimana produk tersebut di jual.
  3. Penerapan GMP sebagai standar tunggal, atau merupakan bagian dari penerapan standar yang lain dan sertifikasi yang dilakukan merupakan sertifikasi dari standar yang lainya tersebut seperti: ISO 22000;2005, HACCP, BRC, SQF, IFS  dan lain-lain.

Hasil Penerapan Strategi Bisnis Dan Teknologi

Latar belakang

Berbagai peristiwa penting telah mewarnai dan membentuk arah ekonomi global. Salah satunya tahun 2003 adalah tahun dimulainya AFTA. Perusahaan dalam memasuki persaingan yang semakin ketat akan menetapkan strategi bersaing agar tetap dapat bertahan (survive). Salah satu usaha yang dilakukan adalah pemilihan strategi yang diterapkan disesuaikan dengan core competencies yang dimiliki serta kondisi eksternal perusahaan. Selain itu usaha yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan investasi pada teknologi informasi. Dengan teknologi informasi memungkinkan perusahaan yang mengadopsinya memiliki keunggulan kompetitif. Teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan global untuk meningkatkan koordinasi dan pengendalian, atau dapat pula dimanfaatkan untuk mendapatkan keunggulan daya saing di pasar dunia (Johnston dan Carrico, 1998; Clemons dan Kimbrough, 1991; Mahmod dan Mann, 1993; Kettinger et al.,1994; Mata et al., 1995; Ross et al., 1995).

Investasi yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Keputusan untuk melakukan investasi teknologi informasi menyangkut nilai yang besar, maka salah satu faktor penentu adalah kematangan teknologi informasi perusahaan. Kematangan teknologi informasi perusahaan akan memiliki pengaruh terhadap keinginan untuk melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan terhadap globalisasi (Ein-Dor dan Segev, 1978; Goslar dan Grover, 1993; Mata et al, 1995; Karimi et al, 1996).

Perdagangan bebas akan menyebabkan meningkatnya persaingan antar perusahaan. Hal ini disebabkan lingkungan usaha menghadapi suatu ketidakpastian yang tinggi. Dalam menghadapi lingkungan usaha seperti ini perusahaan diharuskan untuk senantiasa mencari cara dan metode baru agar tetap bertahan dan selalu unggul dalam persaingan.

Teknik Pemadam Kebakaran-Basic Fire Fighting

Teknik Pemadam Kebakaran-Basic Fire Fighting

Skill dan Kompetensi Fire Fighting merupakan kebutuhan tersendiri yang tidak dapat dilepaskan dalam dunia perindustrian. Dimana dalam dunia perindustrian resiko dan potensi bahaya kebakaran selalu mengintai proses operasi dan lingkungan kegiatan perindustrian, hal ini perlu diperhatikan karena industri sangat besar kaitannya dengan penggunaan bahan bakar sebagai sumber energi. Atas dasar inilah maka kehandalan sistem peralatan pemadam kebakaran, standar operating procedure penanggulangan kebakaran dan kompetensi seorang fire fighter yang sesuai standar merupakan syarat wajib yang harus dipertimbangkan dan dipenuhi oleh manajemen diperusahaan/organisasi.
Beberapa aspek utama pencegahan kebakaran yaitu Sistem Peralatan dan Prosedur dapat dikatakan bersifat tidak aktif. Berbeda halnya dengan kompetensi fire fighting  merupakan elemen yang dinamis, hal ini mengingat seorang fire fighter harus mampu mengoperasikan peralatan sistem pemadam kebakaran yang tersedia secara benar sekaligus melakukan operasi penanggulangan kebakaran yang efektif sesuai dengan standar prosedur yang berlaku dan teruji keefektifannya.  Perlu diketahui keberhasilan dan penanggulangan kebakaran sangat tergantung dari kesigapan para fire fighter, karena mereka adalah ujung tombak dalam operasi penanggulangan kebakaran di suatu industri. Dengan demikian melakukan pembekalan kompetensi fire fighter merupakan kebutuhan tersendiri bagi perusahaan. Program fire fighting ini merupakan bagian penting dalam usaha mencegah kerugian besar perusahaan yang diakibatkan oleh kebakaran di lokasi perusahaan.
Diantara Manfaat dan Tujuan  Dari Kompetensi Fire Fighting
  1. Melakukan pencegahan dini dalam rangka mengantisipasi resiko kecelakaan kerja yang berefek pada terjadinya kebakaran dilingkungan industri
  2. Sebagai nilai tambah bagi perusahaan dalam meningkatkan produktifitasnya sehingga menjadi nilai unggul dalam persaingan bisnis.
  3. Mencegah dari awal kerugian yang terjadi akibat kebakaran dengan meningkatkan kompetensi tenaga kerja terhadap keefektifan sistem alat pemadam kebakaran dan operasi penanggulangan kebakaran.
  4. Membudidayakan program K3 kepada seluruh pekerja dan mitra kerja perusahaan pada umumnnya, terutama pemadam kebakaran pada khususnya.
  5. Memberikan pemahaman dan pengetahuan serta teknik pengoperasian fire fighter dari mulai sistem, peralatan dan keterampilan fire fighting itu sendiri.
  6. Mematuhi standar fire fighting sesuai standar yang berlaku.
  7. Meningkatkan kompetensi dan kepercayaan diri  team fire fighting dalam operasi penanggulangan kebakaran

First Aid- PP Pertolongan Pertama, P3K-Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

First Aid- PP Pertolongan Pertama, P3K-Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

 

Pertolongan pertama pada kecelakaan -P3K merupakan penanganan awal yang harus dilakukan pada saat terjadi sebuah insiden kecelakaan. Secara umum Tujuan P3K- Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah untuk:

  1. Mengurangi angka resiko kecelakaan besar yang disebabkan oleh salahnya penanganan
  2. Menyelamatkan jiwa penderita
  3. Mencegah cacat
  4. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan zaman istilah P3K sekarang dikenal dengan PP ” Pertolongan Pertama ” dikenal dengan bahasa asingnya First Aid. First Aid merupakan tindakan pertama  yang harus dilakukan pada orang yang sakit  dan kecelakaan sebelum mendapatkan penanganan medis. Seiring dengan tingginya kasus kecelakaan kerja saat ini, kompetensi First aid – Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan kini mulai di wajibkan oleh pengawas ketenagakerjaan yaitu wajib bagi organisasi/perusahaan yang dalam rutinitas pekerjaanya mengandung resiko kerja baik yang kecil maupun yang besar, hal ini untuk mengurangi resiko besar yang terjadi akibat salahnya penanganan diawal insiden kecelakaan. Hal ini yang mewajibkan seluruh karyawan organisasi/perusahaan wajib mengikuti Training first aid. Seseorang yang sudah mengikuti training First Aid disebut First Aider diharapkan mampu menjadi team P3K dilapangan yang nantinya akan bertugas untuk memberikan pertolongan pertama saat terjadi sebuah kecelakaan kerja. Training First Aid ini sangat penting karena orang sakit dan kecelakaan selalu terjadi setiap hari , dimana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita memiliki pengetahuan tentang first aid ini untuk mencegah semakin parahnya si korban.

Kasus-Kasus Lingkungan

Kasus-Kasus Lingkungan

Secara umum, permasalahan lingkungan hidup di Indonesia yang menuntut perhatian serius adalah masalah pencemaran air, pencemaran udara di kota-kota besar, pencemaran oleh limbah B3 domestik/Non B3 dan sampah. Selain itu kontaminasi lingkungan oleh Bahan Berbahaya Beracun (B3), Limbah Cair-Wastewater Treatment, kerusakan hutan hujan tropis, kerusakan daerah aliran sungai (DAS), kerusakan ekosistem danau, kerusakan lingkungan pesisir dan laut maupun kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan. Di samping juga akibat penipisan lapisan ozon, pemanasan global dan perubahan iklim, bencana lingkungan, seperti banjir dan tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan merupakan masalah lingkungan yang sangat serius.

Berbagai kebijakan lingkungan kini mulai di galakan oleh penduduk dunia khususnya  Indonesia. Pengawas regulasi lingkungan seperti BLH (Badan Lingkungan Hidup), dan PEMDA setempat mempunyai peran penting dalam mengatur perubahan alam yang terjadi karena perkembangan industri yang tidak seimbang dengan pembukaan Zona Hijau. Sepertinya saja BLH sebagai pihak yang berwenang dalam memutuskan layak tidaknya sebuah proyek perencanaan. Dimana akhir-akhir ini kasus-kasus lingkungan yang terjadi sebagai contoh adalah kasus ambalang di Bogor, menjadi sebuah pertanyaan apakah sudah berjalan Study AMDAL – Analisis Mengenai Dampak Lingkungan..? Analisis Mengenai Dampak Lingkungan-AMDAL, hal inilah yang pertama kali dipertanyakan ketika bangunan yang akan dibuat menjadi sarana olah raga itu ambruk/longsor yang menyebabkan struktur bangunannya hancur. Lalu sebagai yang mempunyai wewenang yaitu pemerintah daerah (PEMDA) setempat bagaimana pengawasan yang dilakukan..?. Inilah kelemahan yang terjadi di meja eksekutif di negara ini, apakah negara ini akan dikuasai oleh para pemegang kepentingan, bagaimana dengan keberlangsungan hidup manusia dan alam sekitar.

Itulah sedikit gambaran tentang kasus-kasus permasalahan lingkungan, kini yang terjadi sungguh diluar harapan. Dari tadinya yang diharapkan AMDAL sebagai solusi permasalahan lingkungan justru penerapannya yang salah mengakibatkan lingkungan menjadi rusak. Entah salahnya Study AMDAL yang dilakukan ataupun konstruksi pengerjaan. Semoga bumi yang kita cintai ini bisa tetap terjaga kelestariannya sehingga anak cucu kita masih bisa menikmati alam yang indah ini.

Kami siap bantu anda! Klik disini

Kami siap membantu anda, untuk berdiskusi dengan Tim Kami silahkan klik langsung profile yang sedang online. Jika jaringan sedang sibuk, disebabkan sedang melayani pelanggan lain. Untuk respon cepat selanjutnya kirim email ke: [email protected] untuk pelayanan via Help Desk

Account Executive

Mei Dwi - Head Office

Online

Account Executive

Eva Arlinda- Head Office

Online

Account Executive

Umu Hanifatul - Head Office

Online

Account Executive

Andini - Head office

Online

Mei Dwi - Head OfficeAccount Executive

Halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Eva Arlinda- Head OfficeAccount Executive

halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Umu Hanifatul - Head OfficeAccount Executive

Maaf bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Andini - Head officeAccount Executive

Halo bapak/ibu ada yang bisa saya bantu? 00.00