Masker Alami Wajah

Masker Alami Wajah

 

Dewasa ini banyak sekali produk perawatan wajah yang serba instan dan menjanjikan hasil-hasil yang menakjubkan. Salah satunya adalah masker wajah, dulu produk masker wajah masih berbentuk serbuk namun sekarang banyak masker wajah yang hanya tinggal memakainya saja dengan cara ditempelkan ke wajah, namun tentu bahan-bahan atau kandungan dari masker wajah tersebut tidak sepenuhnya mengandung bahan-bahan alami. Untuk jenis kulit yang sensitif, menggunakan bahan-bahan kimia sembarangan dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

Untuk menyiasati kulit-kulit sensitif dari bahan-bahan kimia kita dapat membuat masker dari bahan-bahan alami. Dan sebenarnya untuk membuat masker dari bahan alami seperti buah-buahan, kacang-kacangan tidak lah sulit. Berikut ini adalah tips cara membuat masker wajah alami :

1. Masker Wajah Alami Dari Buah Tomat

Buah tomat untuk masker wajah mengandung protein, fosfor, zat besi, belerang dan vitamin A, B1 dan vitamin C ini berfungsi untuk menghaluskan wajah.

Cara Membuat Masker Wajah

  • Tomat diiris dan lalu digosok-gosokan ke kulit wajah, atau
  • Bisa juga buah tomat diperas dan air perasan dioleskan setiap hari ke kulit wajah kita.

Jika kulit wajah kita habis tersengat matahari, kita bisa gunakan daun tomat dicampur sedikit air lalu diperas-peras, kemudian kita bisa tempelkan pada kulit wajah sebagai penyejuk wajah.

2. Masker Wajah Alami Dari Buah Anggur

Masker wajah dari buah anggur cocok untuk semua jenis kulit wajah. Bisa digunakan setiap hari apapun jenis anggur yang digunakan walaupun warna anggurnya berbeda-beda. Kandungan yang terdapat dalam buah anggur diantaranya kalsium, trace mineral, potassum, magnesiaum, vitamin B1, B2, b3, B5, B6, C dan senyawa-senyawa flavonoid.

Cara Membuat Masker Wajah

  • Hancurkan beberapa buah anggur sehingga kita bisa dapatkan 2 sendok makan cairan anggur itu.
  • Pisahkan ampas buah anggur dan cairannya dengan cara disaring.
  • Oleskan cairan masker ke kulit wajah dengan menggunakan kapas.
  • Setelah didiamkan masker itu selama 20 menit dikulit wajah, bilas atau bersihkan dengan air mawar.

3. Masker Wajah Alami Dari Buah Lemon

Kita bisa gunakan masker wajah dari buah lemon ini setiap hari, tapi khusus untuk anda yang memiliki kulit wajah berminyak. Buah lemon mengandung vitamin A, C, B1, B2, dan B3.

Cara Membuat Masker Wajah

  • Aduk 1 sendok teh jus lemon dicampur dengan putih telur yg sudah dikocok.
  • Oleskan masker buah lemon pada kulit wajah dan diamkan selama 10 menit.
  • Jika sudah, bersihkan dengan air hangat atau air mawar.

Anda juga dapat membuat lotion dari buah lemon ini yang cukup untuk 1 minggu pemakaian:

  • Campur 100 ml air mawar dan 50 ml witchazel, ditambahkan dengan 1 sendok teh jus lemon.
  • Pemakaiannya dioleskan ke kulit wajah dengan kapas.

 

* Khusus lotion lemon ini juga bisa digunakan untuk jenis kulit normal.

4. Masker Wajah Alami Dari Buah Pisang

Buah pisang untuk masker wajah dapat dijadikan sebagai pelembab kulit wajah.

Cara Membuat Masker Wajah

  • Hancurkan hingga lembut pisang ambon yang sudah masak.
  • Tambahkan minyak zaitun secukupnya

5. Masker Wajah Alami Dari Buah Almond

Buah atau kacang almond dapat menghaluskan kulit wajah yang kasar jika dijadikan masker, karena mengandung vitamin A, B, mineral dan asam oleat. Kacang almond bisa dijadikan masker ataupun lotion. Cukup gunakan masker wajah ini 1 kali seminggu.

Cara Membuat Masker Wajah

  • Kacang almond 50 gram dihancurkan dengan dikupas dahulu dengan food processor.
  • Buat pasta dengan mengocok susu full-fat dengan takaran 3 sendok makan.
  • Tambah 1-2 tetes minyak rose otto essential.
  • Oleskan masker ke kulit wajah lalu diamkan samapi kering.
  • Bersihkan dengan air hangat menggunakan kapas.
Demikian lah tips cara membuat masker wajah alami, dengan bahan-bahan alami akan aman digunakan pada wajah kita dan tentunya bahan-bahan nya mudah didapat dengan harga yang terjangkau.
Selamat Mencoba, Semoga Bermanfaat….!!

Hubungan Eco Produk,Eco Labeling dan Produksi Bersih

Hubungan Eco Produk,Eco Labeling dan Produksi Bersih

Eko Produk diciptakan melalui proses produksi yang dikenal sebagai produksi bersih dan eko-efisiensi. Dewasa ini mulai bermunculan gerakan bersama menuju pengelolaan bisnis yang ramah lingkungan, yang keren disebut dengan istilah “GO GREEN”. Isu-isu seperti bisnis global, ecolabelling, gerakan konsumerisme dan isu-isu lingkungan menjadi pendorong pelaku bisnis memperhatikan aspek lingkungan dalam pengelolaan usahanya.

Produksi bersih diperkenalkan pada tahun 1989 oleh UNEP (United Nations Environment Programme), salah satu organisasi internasional di bawah bendera PBB yang bergerak dalam bidang lingkungan yang berkedudukan di Perancis. UNEP mengenalkan produksi bersih sebagai “suatu strategi pengelolaan lingkungan yang dilakukan secara terus menerus terhadap proses produksi, produk maupun jasa yang bertujuan untuk mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan, sekaligus meningkatkan efisiensi secara menyeluruh”.

Di Indonesia, produksi bersih diperkenalkan oleh BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan) pada tahun 1993. Pada tahun 1995 Pemerintah Indonesia mencanangkan Komitmen Nasional Penerapan Produk Bersih. Kementerian Lingkungan Hidup melalui Kebijakan Nasional Produksi Bersih yang dicanangkan tahun 2003 memperkenalkan Produksi Bersih sebagai: “Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara terus menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga dapat meminimalisasi risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan”. Beberapa keuntungan bila menerapkan produksi bersih adalah keuntungan perbaikan lingkungan, keuntungan financial dan keuntungan pembelajaran internal.

Final Control Element

Final Control Element

Elemen pengendalian akhir merupakan terjemahan bebas dari final control element. Elemen ini adalah bagian akhir dari sistem pengendalian yang bertugas melakukan langkah koreksi.

Macam-macam pengendali akhir

Secara umum dibagi 2:

  1. Final control element untuk pengendalian on-off, misalnya: Solenoid valve, heating element, electrical contractor, motor, atau peralatan elektro-mekanik lainya.
  2.  Final control element untuk pengendalian continue, misalnya, control valve damper, dan sebagainya.

Actuator

Berfungsi sebagai penggerak. Contohnya adalah untuk menggerakan control valve agar bisa terbuka dan tertutup dan selalu pada keadaan yang dikehendaki controller.

Control Valve

Diartikan sebagai klep, katup. Digunakan untuk menunjukan valve yang dibagian atasnya dilengkapi roda pemutar (hand wheel).

Global Valve

Dinamakan global valve karena bentuk aliranya yang menyerupai globe. Sistem ini banyak dipakai untuk sistem pengendalian karena rangeability yang luas dan pemakainnya yang dapat menjangkau banyak proses.

Ada 2 macam globe valve:

  1. Single-seat, aliran terpecah menjadi 2 bagian, sehingga drop pressure dimasing-masing bagian hanya setengah dari drop pressure di antara inlet-outlet. Hal ini menguntungkan karena akan mengurangi kecepatan terjadinya erosi.
  2. Double-seated

Cage Valve

Cage valve lain yang popular adalah cage valve. Masih sejenis dengan globe. Bedanya hanya menggunakan piston dan cage. Bentuk seperti piston mobil. Namun kurang cocok untuk media yang kotor, karena deposit akan mudah tertinggal dicelah-celah. Keuntungan valve ini mudah diganti-ganti karakterisiknya.

Butterfly Valve

Berbentuk seperti kupu-kupu, digunakan untuk dalam proses yang membutuhkan flow besar serta fluida yang banyak mengandung partikel. Cara kerjanya berputar membentuk sudut dari 0 derajat sampai 90 derajat.

Ball Valve

Ball valve mempunyai kerapatan yang prima pada waktu tertutup rapat, karena bidang kontak antara seal dan ball jauh lebih lebar dibandingkan dengan butterfly valve.

Karakteristik Dan Gain Control Valve

Telah dijelaskan yang mempengaruhi control valve. Mulai dari linear,equal percentage, quick opening, butterfly, sampai characterized ball valve dengan V-notch, U-Notch dan parabolic. Walaupun yang menjadi kunci sistem pengendalian adalah gain sistem closed loop, namun gain control valve merupakan salah satu factor yang memberikan kontribusi langsung pada gain seluruh loop. Gain control valve didefinisikan sebagai perbandingan antara besarnya perubahan flow terhadap besarnya perubahan bukaan control valve (valve stroke).

Karakterisik Control Valve Pada Sistem Pipa

Semua karakter  valve akan berubah setelah control valve dipasang disuatu sistem perpipaan. Ini disebabkan oleh adanya perubahan  pressure drop disistem pipa.

Valve Positioner

Digunakan untuk menanggulangi hysteresis (kelemahan mekanisme bawaan sebuah sistem) adalah dengan memakai valve positioned. Mekanisme prinsip kerja unit ini sama dengan kerja sebuah controller, dimana set point adalah sinyal manipulated variable dan controller dan prosess variablenya adalah posisi bukaan control valve. Ada 5 komponen dalam valve positioned:

  1. Fixed, orifice menghambat tekanan sumber (air supply), sehingga tekanan yang bekerja pada diagram adalah tekanan dikurangi  sumber kebocoran nozzle.
  2. Bellows, berfungsi sebagai penerjemah tekanan pneumatic kebesaran gerak.
  3. Nozzle dan baffle, berfungsi untuk membocorkan sebagian tekanan pneumatic  yang bekerja pada diaphgrams
  4. Slot, berfungsi sebagai engsel untuk menjaga agar baffle bebas naik turun seirama dengan gerak steam. Tetapi tidak sampai menarik bellows keluar dari tempat kedudukannya.

Pada dasarnya prinsip kerja valve positioned adalah menjaga agar baffle selalu tegak lurus terhadap nozzle. Salah satu manfaat dari valve positioned yaitu mempercepat reaksi control valve, sehingga lag time dapat diperkecil. Dan pada aplikasinya valve positioned tidak hanya dipakai untuk penambah daya ke actuator atau sebagai sarana untuk mengurangi hysteresis, dia juga dipakai sebagai signal characterized. Dengan menambah valve positioned control valve yang linear dibuat tidak linear dibuat tidak linear, yang  tidak linear menjadi linear dan yang direct acting menjadi revere acting dan sebaliknya.

Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS)

Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS)

Spektrofotometer serapan atom yang biasa dikenal dengan nama AAS ialah suatu teknik analisis unsur yang berdasarkan pada absorpsi sinar oleh atom bebas. Kirchoff dan Bunsen pada tahun 1860 mengemukakan bahwa spektrum atom, baik spektrum emisi maupun spektrum absorpsi dapat digunakan sebagai dasar teknik analisis unsur selektif. Pada tahun 1953 Walsh pertama kali memperkenalkan analisis cara AAS ini, mendemonstrasikan penggunaannya pada tahun 1954. Pada tahun itu analisis unsur umumnya memakai cara kolorimetri atau spektroskopis emisi. Sekarang absorpsi atom merupakan pilihan utama dalam analisis unsur, terutama yang berkadar rendah.

AAS bekerja berdasarkan hukum Lambert-Beer yang merupakan gabungan dari hukum Lambert dan hukum Beer.

Hukum Lambert :

      “ Bila suatu cahaya monokromatis atau polikromatis melalui suatu media yang transparan, maka bertambah turunnya intensitas cahaya sebanding dengan tebalnya media. “

Hukum Beer :

      “ Bila suatu cahaya monokromatis atau polikromatis melalui suatu bidang atau media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya kepekatan. “

Hukum Lambert-Beer :

      “ Bila suatu cahaya monokromatis atau polikromatis melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya kepekatan.dari media.”

Bentuk matematika hukum Lambert-Beer:

A= ?.c.t

Keterangan: A: absorban

? : koefisien

c : kepekatan media (mol/L)

t : tebal media (cm)

Prinsip dasar cara AAS adalah contoh yang berupa larutan bersama-sama bahan bakar dibuat suatu aerosol dan dimasukkan ke dalam pembakar, disini conto dijadikan atom bebas. Atom-atom bebas selain dapat mengabsorpsi energi panas, juga dapat mengadsopsi energi cahaya sehingga membentuk atom tereksitasi. Cahaya yang diabsorpsi sangat spesifik sekali bagi setiap unsur, yaitu sesuai dengan energi cahaya emisi dari unsur tersebut.

Kegunaan Metanol

Kegunaan Metanol

Permasalahan bahan aditif pada bensin menimbulkan pencemaran lingkungan. Alternatif pemecahan yang digunakan mengatasi aditif yang ramah lingkungan dan menaikkan angka oktan untuk menyempurnakan pembakaran yaitu metanol. Metanol memiliki angka oktan yang tinggi dan mudah didapat dan penggunaannya sebagai bahan bakar tidak menimbulkan pencemaran udara. Rentangan titik didih senyawa bensin antara 40°C sampai 220°C yang terdiri dari senyawa karbon C5 sampai C12. Bensin tersebut berasal dari berbagai jenis minyak mentah yang diolah melalui proses yang berbeda-beda baik secara distilasi langsung maupun dari hasil pengretakan (cracking), reformasi, alkilasi dan empat isomerisasi (http://www.chemeng.ui.ac.id). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komposisi kimia bensin terdiri dari senyawa hidrokarbon tak jenuh (olefin), hidrokarbon jenuh (parafin) dan hidrokarbon siklik atau hidrokarbon aromatik.

Karakteristik utama yang diperlukan dalam bensin adalah sifat pembakarannya. Sifat pembakaran ini biasanya diukur dengan angka oktan. Angka oktan merupakan ukuran kecenderungan bensin untuk mengalami pembakaran tidak normal yang timbul sebagai ketukan mesin. Semakin tinggi angka oktan suatu bahan bakar, semakin berkurang kecenderungannya untuk mengalami ketukan dan semakin tinggi kemampuannya untuk digunakan pada rasio kompresi tinggi tanpa mengalami ketukan. Semakin tinggi berat jenis suatu bahan, maka semakin tinggi titik didih bahan tersebut, dan semakin sulit menjadi uap. Tentunya menjadi semakin sulit bereaksi dengan oksigen, dalam arti memerlukan suhu lingkungan yang tinggi untuk terjadi campuran gas dengan oksigen

Metanol memiliki satu gugus OH dalam molekulnya. Oksigen yang inheren di dalam molekul metanol tersebut membantu penyempurnaan pembakaran antara campuran udara-bahan bakar di dalam silinder. Tentunya metanol menjadi mudah bereaksi dengan oksigen, dalam arti memerlukan suhu lingkungan yang rendah untuk terjadi campuran gas dengan oksigen. Campuran gas ini biasa disebut mixture. Metanol juga memiliki panas penguapan (heat of vaporibahanion) yang tinggi, yakni 842 KJ/Kg (http://www.bppt.go.id). Titik didih metanol sekitar 690 C dan metanol memiliki satu gugus OH dalam molekulnya (http://www.chemeng.ui.ac.id).

 Oksigen yang inheren di dalam molekul metanol tersebut membantu mempercepat pembakaran antara campuran udara dengan bahan bakar di dalam silinder. Tentunya metanol menjadi mudah bereaksi dengan oksigen, sehingga memerlukan suhu lingkungan yang rendah untuk terjadi pembakaran. Bensin yang diuapkan biasanya meninggalkan sisa berbentuk getah padat yang melekat pada permukaan saluran dan bagian-bagian mesin. Apabila pengendapan getah ini terlalu banyak, kemulusan operasi mesin dapat terganggu. Pendeknya rantai atom karbon pada metanol menyebabkan emisi UHC pada pembakaran metanol relatif lebih rendah dibandingkan dengan bensin, yakni berselisih hingga 130 ppm (http://www.bppt.go.id).

Pada bahan bakar metanol hasil pembakarannya diubah dalam bentuk CO2. Pada prinsipnya emisi CO2 yang dihasilkan pada pembakaran metanol juga akan dipergunakan oleh tumbuhan. Sehingga berbeda dengan bahan bakar fosil, pembakaran metanol tidak menciptakan sejumlah CO2 baru ke lingkungan. Dengan angka oktan yang tinggi menghasilkan pembakaran yang sempurna sehingga hasil gas buang pembakaran lebih bersih. Kendala dari penggunaan metanol sebagai bahan bakar karena harga metanol yang tinggi dan diperlukan modifikasi mesin kendaraan sehingga harus menyesuaikan dengan bahan bakar metanol.

Oleh karena itu, analogi dengan pembahasan diatas metanol dapat dijadikan bahan aditif pada bensin untuk menggantikan aditif seperti TEL, MTBE dan MMT. Dengan angka oktan metanol yang tinggi dihasilkan pembakaran yang sempurna, karekteristik metanol yang titik didih rendah menjadikan pembakaran lebih cepat dan sifat volatil yang rendah (berat molekul rendah) yang sulit menghasilkan getah dapat dijadikan bahan aditif pada bensin untuk menggantikan bahan aditif lain yang kurang efektif dan efisien. Aditif metanol tidak menghasilkan logam berat seperti timbal pada TEL, mangan pada MMT dan karsiogenik pada MTBE. Dari sifat metanol lebih sedikit dihasilkan gas CO yang bersifat racun karena pembakaran yang sempurna gas buang diubah menjadi  CO2 dan H2O

Pencampuran metanol pada bensin menyebabkan lebih ekonomis, bahan bakar yang terbuang lebih sedikit, dan tenaga mesin lebih baik, dibandingkan dengan bensin saja. Penggunaan bahan aditif metanol pada bensin merupakan adtitif yang ramah lingkungan. Metanol memiliki angka oktan yang tinggi dan mudah didapat dan penggunaannya sebagai bahan aditif bensin tidak menimbulkan pencemaran udara. Emisi gas buang yang ramah lingkungan membawa dampak kesehatan masyarakat baik. Untuk mengetahui keakuratan data di atas maka perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai penggunaan metanol sebagai bahan aditif pada bensin sehingga diketahui kelayakannya sebagai bahan aditif.

Pembuatan Cider Dari Ekstrak Buah

Pembuatan Cider Dari Ekstrak Buah

Apa itu Cider…??

Cider adalah minuman hasil fermentasi sari buah dan mengandung alkohol 6,5 – 8,0 persen. Di Indonesia, cider belum banyak dikenal sehingga belum mempunyai syarat mutu atau standar industri. Disamping sari buah, cider dapat juga dibuat dari seduhan teh atau seduhan kopi bergula, Mikroba yang berperan dalam fermentasi cider umumnya adalah khamir atau ragi dari genus Saccharomyces, Candida dan Hansenula, dan jenis bekteri yaitu Asetobacter xylinum. Jumlah larutan yang ditambahkan sekitar 2  – 20 persen dari volume sari buah. Sedangkan lama fermentasi tergantung dari  jenis khamir yang dipakai, kadar awal gula dan kadar alkohol yang diinginkan. Selama  fermentasi terjadi penguraian gula menjadi alkohol, dan hasil sampingnya berupa asam asetat, asam laktat dan alhedida. Lemak juga akan terurai menjadi asam lemak yang selanjutnya membentuk ester asam lemak yang merupakan komponen cita rasa penting.

Starter atau Laru Cider

Starter atau laru cider yang  baik dibuat dari kultur murni  Saccharimyce cerevisiae, S. ludwigii atau Acetobacter xylium. Mikroba-mikroba di atas dapat dipakai secara tunggal atau campuran. Dapat juga menggunakan kultur yang biasa digunakan untuk  tea cider. Mula-mula kultur murni tersebur  diperbanyak jumlah selnya dengan menumbuhkan pada media Yeast Maltose Broth (YMB) untuk  Saccharomyces atau Ekstrak Taoge Broth untuk Acetobacter. Jumlah sel yang diinginkan untuk starter adalah 108  – 109. Substrat untuk starter dibuat dari sari buah yang akan dibuat cider, dibuat dengan perbandingan aor : buah = 2 : 1 dan ditambah gula 10 persen. Sari buah yang telah ditambah gula dipasteurisasi dengan dipanaskan 60°C selama 30 menit. Kemudian didinginkan dan ditambah kultur(tunggal atau campuran) sebanyak 5 – 10 persen, lalu ditutup kain kasa dan dibiarkan pada suhu ruang sampai terbentuk film yang tipis. Setelah itu ditambah lagi sari buah  secara hati-hati melalui dinding wadah. Dibiarkan lagi pada suhu kamar sampai terbentuk film setebal 0,5 – 1,0 cm. Starter ini, 3 – 4 hari sebelum digunakan harus ditambah dengan sari buah.

Kami siap bantu anda! Klik disini

Kami siap membantu anda, untuk berdiskusi dengan Tim Kami silahkan klik langsung profile yang sedang online. Jika jaringan sedang sibuk, disebabkan sedang melayani pelanggan lain. Untuk respon cepat selanjutnya kirim email ke: [email protected] untuk pelayanan via Help Desk

Account Executive

Mei Dwi - Head Office

Online

Account Executive

Eva Arlinda- Head Office

Online

Account Executive

Umu Hanifatul - Head Office

Online

Account Executive

Andini - Head office

Online

Mei Dwi - Head OfficeAccount Executive

Halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Eva Arlinda- Head OfficeAccount Executive

halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Umu Hanifatul - Head OfficeAccount Executive

Maaf bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Andini - Head officeAccount Executive

Halo bapak/ibu ada yang bisa saya bantu? 00.00