Perbedaan Cuaca dan Iklim

Perbedaan Cuaca dan Iklim. Kalian tentu sering mendengar yang namanya cuaca atau iklim. Di berita televisi atau di media cetak sering diulas mengenai keadaan cuaca, prakiraan cuaca atau isu perubahan iklim. Lalu apa bedanya cuaca dengan iklim. Cuaca adalah keadaan atmosfer dalam waktu singkat dan meliputi wilayah yang sempit. Contohnya adalah kalau pagi hujan kemudian siang terang, itulah perubahan cuaca , atau malam hari dingin dan siang hari panas. Iklim adalah keadaan rata-rata atmosfer dalam waktu relatif lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Kalau dilihat dalam tabel, kira-kira seperti ini membedakan cuaca dengan iklim. Iklim diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi iklim yang sering dan umum digunakan adalah iklim matahari. Iklim matahari menggolongkan wilayah di bumi berdasarkan gerak semu matahari dan garis lintang. Istilah yang sering dipakai untuk iklim matahari adalah iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang dan iklim kutub. Indonesia karena terletak di wilayah equator maka termasuk ke dalam iklim tropis dimana sinar matahari melimpah sepanjang tahun.

Contoh dan Pengertian Majas Metafora

Majas adalah materi pelajaran bahasa indonesia baik tinggat menengah pertama maupun tingkat menengah atas. Majas biasanya ada dalam materi puisi atau karya sastra lain baik cerpen maupun novel. Majas merupakan materi yang ada dalam SKL sehingga termasuk materi Ujian Nasional 2013. Majas menurut Henry Guntur Tarigan dibagi menjadi empat yakni majas perbandingan, majas pertautan, majas perulangan. dan majas pertentangan. Majas Metafora termasuk dalam majar perbandingan, contoh majas perbandingan yang lain adalah majas simile dan majas personifikasi.

Definisi, Pengertian & Contoh Majas Metafora

Majas metafora ialah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: misalnya saja hidung belang, bunga bangsa, kutu buku, buaya darat, buah hati, buah tangan, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah metafora dibatasi oleh sebuah konteks. Majas metafora adalah majas yang membadingkan dua hal secara langsung tanpa menggunakan pembanding analogis.Contoh Kata bermajas Metafora

  1. raja siang (matahari)
  2. dewi malam (bulan)
  3. kupu-kupu malam (WTS)
  4. bunga bangsa (generasi muda)
  5. bunga desa (gadis desa tercantik)
  6. kutu buku (gemar membaca buku)
  7. lintah darat (rentenir)
  8. kembang desa (gadis desa tercantik)
  9. buah hati (anak kesayangan)

Berikut ini beberapa contoh majas metafora dalam kalimat: 

Jika mempunyai urusan dengan lintah darat, maka lebih baik kita berhati-hati.
Kasihan si Mamat, dia dijadikan kambing hitam atas peristiwa tersebut.
Kalau berhadapan dengan dia, aku menjadi mati kutu.

Putri itu seorang yang jinak-jinak merpati.
Raja hutan mengaum dengan lantang.
Banyak sekali kupu-kupu malam di pinggir jalan.Contoh Puisi yang menggunakan majas metafora :

Engkau belahan jantung hatiku sayangku.

Raja siang keluar dari ufuk timur.

Jonathan adalah bintang kelas dunia.

Demikian pengertian majas metafora dan contoh majas metafora, selain perlu dikatahui untuk menghadapi ujian nasional. Memahami majas metafora juga bermanfaat dalam kedhidupan sehari-hari karena tak jarang ketika kita berbincang dengan orang lain maka orang tersebut menggunakan metafor, maka kita harus paham.manfaat lain adalah bagi yang suka menulis baik cerpen, puisi maupun novel untuk menimbulkan efek tertentu pada karya yang dibuat.

Bahaya Asam Sulfat

Asam sulfat memang berbahaya bila terkena pada jaringan seperti kulit, efek yang ditimbulkan akibat sifat asam sulfat sebagai senyawa korosif dan penarik air yang kuat dapat menyebabkan kulit seperti terkena luka bakar. Luka bakar akibat asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar akibat asam kuat lainnya, hal ini dikarenakan adanya tambahan kerusakan jaringan dikarenakan senyawa H dan O dari jaringan ditarik sebagai H2O (dehidrasi) dan juga akan terjadi kerusakan termal sekunder akibat pelepasan panas oleh reaksi asam sulfat dengan air.

Bahaya akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi asam sulfat. Namun, bahkan asam sulfat encer (sekitar 1 M, 10%) akan dapat mendehidrasi kertas apabila tetesan asam sulfat tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama. Oleh karenanya, larutan asam sulfat yang sama atau lebih dari 1,5 M diberi label CORROSIVE” (korosif), dan larutan lebih besar dari 0,5 M dan lebih kecil dari 1,5 M diberi label “IRRITANT” (iritan). Selain berbahaya untuk kulit atau jaringan, jenis asam sulfat pekat berasap (oleum) dapat berbahaya untuk saluran pernapasan. Oleum mengeluarkan asap berupa gas SO2 yang sangat reaktif. Gas ini sangat berpotensi merusak paru-paru bila terhirup, reaksi dengan air terjadi seperti berikut :

SO2  +  H2O –> H2SO4

Dengan demikian jelas untuk pekerjaan dengan asam sulfat harus dilakukan di dalam ruang asam.

Bila terjadi kecelakaan terpapar asam sulfat pada kulit (kejadian ini paling sering terjadi dilaboratorium) harus dilakukan penanganan yang cepat dan benar. Perawatan pertama yang standar dalam menangani tumpahnya asam sulfat ke kulit adalah dengan membilas kulit tersebut dengan air sebanyak-banyaknya (air harus mengalir). Pembilasan dilanjutkan selama 10 sampai 15 menit untuk mendinginkan jaringan disekitar luka bakar asam dan untuk menghindari kerusakan sekunder. Pakaian yang terkontaminasi oleh asam sulfat harulah dilepaskan dengan segera dan segera bilas kulit yang berkontak dengan pakaian tersebut. Tingkat bahaya yang tinggi dengan kejadian yang sering terjadi disebabkan karena senyawa ini tidak dapat digantikan fungsinya di laboratorium ataupun industri, sifat fisik dan sifat kimia asam sulfat khas dan sangat penting untuk banyak reaksi. Untuk itu walaupun bahaya bukan berarti harus takut dan tidak bekerja dengan asam sulfat, karena dengan penanganan yang benar kecelakaan dapat dihindarkan.

Perbedaan sifat asam dan sifat basa

Sifat  Asam :

  1. Senyawa asam bersifat korosif.
  2. Sebagian besar reaksi dengan logam menghasilkan H2.
  3. Senyawa asam memiliki rasa asam.
  4. Dapat mengubah warna zat yang dimiliki oleh zat lain (dapat dijadikan indikator asam atau basa).
  5. Menghasilkan ion H+ dalam air.

Sifat  Basa :

  1. Senyawa basa bersifat merusak kulit (kaustik ).
  2. Terasa licin di tangan, seperti sabun.
  3. Senyawa basa terasa pahit.
  4. Dapat mengubah warna zat lain. (warna yang dihasilkan berbeda dengan asam).
  5. Menghasilkan ion OH – dalam air.

Reaksi Senyawa Hidrokarbon, Oksidasi, Substitusi, Adisi, Eliminasi

Jenis / Macam-macam Reaksi Senyawa HidrokarbonOksidasi, Substitusi, Adisi, Eliminasi, Contoh, Pengertian – Pada senyawa-senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, alkuna) dapat terjadi reaksi-reaksi, seperti reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi. Pada subbab ini, Anda akan mempelajari reaksi-reaksi tersebut.
1. Reaksi Oksidasi pada Senyawa Hidrokarbon
Suatu senyawa alkana yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan air disebut dengan reaksi pembakaran. Perhatikan persamaan reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon berikut.
CH4(g) + O2(g) –> CO2(g) + H2O(g)
Reaksi pembakaran tersebut, pada dasarnya merupakan reaksi oksidasi. Pada senyawa metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) mengandung satu atom karbon. Kedua senyawa tersebut harus memiliki bilangan oksidasi nol maka bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa metana adalah –4, sedangkan bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa karbon dioksida adalah +4. Bilangan oksidasi atom C pada senyawa karbon dioksida meningkat (mengalami oksidasi), sedangkan bilangan oksidasi atom C pada senyawa metana menurun.
2. Reaksi Substitusi pada Senyawa Hidrokarbon
Reaksi substitusi merupakan reaksi penggantian gugus fungsi (atom atau molekul) yang terikat pada atom C suatu senyawa hidrokarbon. Pada reaksi halogenasi alkana, atom hidrogen yang terikat pada atom C senyawa alkana digantikan dengan atom halogen. Ketika campuran metana dan klorin dipanaskan hingga 100°C atau radiasi oleh sinar UV maka akan dihasilkan senyawa klorometana,
3. Reaksi Adisi pada Senyawa Hidrokarbon
Jika senyawa karbon memiliki ikatan rangkap dua (alkena) atau rangkap tiga (alkuna) dan pada atom-atom karbon tersebut berkurang ikatan rangkapnya, kemudian digantikan dengan gugus fungsi (atom atau molekul). Reaksi tersebut dinamakan reaksi adisi. Perhatikan reaksi antara 1-propena dengan asam bromida menghasilkan 2-bromopropana sebagai berikut. Hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua atau rangkap tiga merupakan senyawa tak jenuh. Pada senyawa tak jenuh ini memungkinkan adanya penambahan atom hidrogen. Ketika suatu senyawa tak jenuh direaksikan dengan hidrogen halida maka akan menghasilkan produk tunggal.
4. Reaksi Eliminasi pada Senyawa Hidrokarbon
Reaksi eliminasi merupakan reaksi kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi eliminasi melibatkan pelepasan atom atau gugus atom dari sebuah molekul membentuk molekul baru. Contoh reaksi eliminasi adalah eliminasi etil klorida menghasilkan etana dan asam klorida.
C2H5Cl(aq) –>C2H4(aq) + HCl(aq)
Reaksi eliminasi terjadi pada senyawa jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap) dan menghasilkan senyawa tak jenuh (memiliki ikatan rangkap).

Pembuatan Sistem Koloid Dengan Cara Kondensasi

Pembuatan Sistem Koloid Dengan Cara Kondensasi– Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Cara kondensasi ini merupakan cara pembuatan koloid secara kimia, yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap dan pergantian pelarut. Contoh-contoh pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi:

a. Contoh pembuatan sistem koloid melalui Reaksi Redoks
  • Pembuatan Sol belerang ( S) dari reaksi redoks gas H2S dan larutan SO2
                 2H2Sg) + SO2(aq) ——> 2H2O(l) + 3S(koloid)
  • Pembuatan Sol Emas  (Au) dari larutan AuCl3 dengan larutan encer formalin (HCHO)
    2AuCl3(aq) + 3HCHO(aq) + 3H2O(l) ——-> 2Au (koloid) + 6HCL(aq) + 3HCOOH(aq)
b. Contoh pembuatan sistem koloid melalui Reaksi Hidrolisis
  • Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan penguraian garam FeCl3 menggunakan air mendidih
           FeCl3(aq) + 3H2O(l) ——>Fe(OH)3(koloid) + 3Hcl(aq)
c. Contoh pembuatan sistem koloid melalui reaksi Dekomposisi Rangkap
  • Pembuatan sol As2S3 yang dibuat dengan mengalirkan gas H2S dengan asam arsenit (H3AsO3) yang Encer
            2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) ——> As2S3(koloid) + 6H2O(l)
  • Pembuatan Sol AgCl dari larutan AgNO3 dan larutan NaCl encer
           AgNO3(aq) + NaCl(aq) ——> AqCl(koloid) + NaNO3(aq)
d. Contoh pembuatan koloid melalui Reaksi Pergantian Pelarut
  • Pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air
            S + alkohol + air ——-> S (koloid)
Kami siap bantu anda! Klik disini

Kami siap membantu anda, untuk berdiskusi dengan Tim Kami silahkan klik langsung profile yang sedang online. Jika jaringan sedang sibuk, disebabkan sedang melayani pelanggan lain. Untuk respon cepat selanjutnya kirim email ke: [email protected] untuk pelayanan via Help Desk

Account Executive

Mei Dwi - Head Office

Online

Account Executive

Eva Arlinda- Head Office

Online

Account Executive

Umu Hanifatul - Head Office

Online

Account Executive

Andini - Head office

Online

Mei Dwi - Head OfficeAccount Executive

Halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Eva Arlinda- Head OfficeAccount Executive

halo bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Umu Hanifatul - Head OfficeAccount Executive

Maaf bapak/ibu adakah yang bisa saya bantu? 00.00

Andini - Head officeAccount Executive

Halo bapak/ibu ada yang bisa saya bantu? 00.00