Senyawa Beracun Dalam Bahan Pangan
Kebiasaan makan kita ditentukan oleh tradisi dan kebudayaan. makanan yang tidak enak dan dapat menimbulkan sakit biasanya dihindarkan. hal ini dituturkan oleh para orangtua kepada anak atau orang yang lebih muda. beberapa orangtua didaerah memberikan petunjuk bahwa daun-daun yang dapat diserang ulat biasanya tidak beracun dan dapat dengan aman dimakan manusia. kebenaran akan hal ini secara ilmiah belum pernah dibuktikan.
Dalam bahaya pangan sering kali terdapat senyawa-senyawa yang tidak mempunyai nilai-nilai nutrisi. adanya senyawa-senyawa kimia tersebut selalu dihubungkan dengan sifat-sifat yang tidak diinginkan dan kadang-kadang beracun sehingga membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. senyawa-senyawa kimia tersebut terdapat dalam bermacam-macam bentuk, dari garam anorganik yang sederhana sampai ke molekul yang besar dan kompleks. bahaya yang ditimbulkan dapat berupa bahaya keracunan yang akut atau bersifat menahun dan dapat menimbulkan perubahan sifat (mutagen).
secara garis besar, senyawa beracun dalam bahan makanan dapat digolongkan menjadi tiga golongan: senyawa beracun alamiah, senyawa beracun dari mikroba, dan senyawa beracun oleh residu dan pencemaran.
Senyawa Beracun Alamiah
berbagai macam bahan makanan baik hewani maupun nabati, sering kali secara alamiah senyawa-senyawa yang bersifat racun.senyawa beracun yang dapat menimbulkan keracunan akut pada umumnya sudah dikenal oleh masyarakat, seperti singkong (mengandung HCN), cendawan (muskarin), biji bengkuang (pakirizida), jengkol (asam jengkolat) disamping itu beberapa senyawa beracun juga terdapat pada ikan buntal, berjenis kerang, dan udang. kandungan senyawa beracun bervariasi menurut jenis dan varietas bahan asal.
Walaupun sudah sudah diketahui bahwa suatu tanaman mengandung senyawa yang berbahaya dan dapat meracuni bila dimakan dalam jumlah banyak, tetapi karena alasan tertentu masih tetap dikonsumsi juga. hal ini lebih sering dijumpai di negara-negara sedang berkembang dan akibatnya sering terjadi keracunan massal. untuk menanggulangi keadaan tersebut, senyawa beracun dalam bahan mentah yang akan digunakan untuk suatu produk baru. demikian juga cara pengolahan yang dapat mengurangi atau menghilang senyawa tersebut.
kandungan racun dalam bahan makanan biasanya rendah sehingga bila dikonsumsi dalam jumlah normal oleh orang yang kesehatannya normal tidak banyak membahayakan tubuh. keanekaragaman makanan dalam menu sangat penting ditinjau dari kemungkinan zat racun tersebut mencapai jumlah yang membahayakan.